Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perawatan pesawat terbang di Tanah Air, PT Garuda Maintenance Facility Tbk (GMFI), tengah mengerucutkan rencana penerbitan saham baru melalui skema private placement. Maskapai penerbangan yang berbasis di Prancis, Air France KLM, disebut-sebut menjadi calon terkuat investor strategis yang akan menyerap saham baru GMFI.
Maskapai udara milik Prancis dan Belanda itu disebut-sebut menyisihkan tiga rival lain, sehingga lolos sebagai kandidat terkuat investor anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk itu. Sebelumnya, ada empat perusahaan maintenance, repair, and overhaul (MRO) yang berminat menjadi investor strategis GMFI. "Namun sekarang, calon kuatnya adalah Air France KLM. Kami masih dalam proses yang dibantu BNP Paribas. Harapannya, pada kuartal I-2018 bisa terealisasi," ujar Mohammad Arif Faisal, VP Corporate Secretary GMFI, Senin (22/1).
Jika berjalan sesuai rencana, Air France KLM akan memiliki sekitar 20% saham GMFI. Perinciannya, 10% merupakan saham baru GMFI. Sementara 10% kekurangannya akan dipenuhi dari penjualan saham milik sang induk, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). GMFI mengincar dana sekitar US$ 200 juta dari aksi korporasi tersebut.
GMFI bakal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 6 Maret mendatang untuk membahas agenda private placement itu. Arif berharap, valuasi harga private placement bisa lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham perdana GMFI pada tahun lalu.
Sebagai catatan, akhir tahun lalu, GMFI melepas saham perdana melalui perhelatan initial public offering (IPO) di harga Rp 400 per saham. Dari perhelatan tersebut, GMFI mengantongi dana segar sekitar Rp 1,27 triliun.
Nah, Arif menjelaskan, GMFI akan menggunakan dana dari private placement untuk memenuhi anggaran belanja modal (capex). Tahun ini, GMFI menganggarkan capex US$ 127 juta. Alokasi anggaran tersebut merupakan anggaran belanja modal terbesar sepanjang perjalanan bisnis perusahaan yang berdiri tahun 2002 itu.
GMFI akan menggunakan belanja modal untuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas di bisnis perawatan pesawat terbang. Salah satunya adalah menambah tiga unit hanggar pesawat terbang di Batam, Surabaya, dan Biak.
GMFI juga berencana melakukan akuisisi dan menggarap kerjasama bisnis (joint venture) dengan beberapa perusahaan asing. Arif mengklaim, saat ini sejumlah investor asing mulai melirik kongsi dengan GMFI. Bahkan, kata Arif, salah satu pemerintah daerah asal Korea Selatan, turut menjajaki peluang kerjasama dengan GMFI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News