kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agar Tidak Terjebak Beli Saham di Harga Pucuk, Cermati Strategi Berikut


Jumat, 14 April 2023 / 16:54 WIB
Agar Tidak Terjebak Beli Saham di Harga Pucuk, Cermati Strategi Berikut
Pegawai memotret layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). Agar Tidak Terjebak Beli Saham di Harga Pucuk, Cermati Strategi Berikut.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Trader saham sering menggunakan analisis teknikal dalam mengamati pergerakan harga saham sebuah emiten di pasar modal pasti tidak asing lagi dengan istilah breakout

Adapun, breakout dalam saham merupakan sebuah momen yang terjadi ketika harga saham melewati batas atas atau level resistance maupun batas bawah atau level support.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani menjelaskan, misalnya pergerakan harga saham mengalami penguatan hingga menembus batas resistance (breakout) dapat mengindikasikan bahwa harga saham akan melanjutkan tren kenaikan yang lebih tinggi. Breakout terdiri dari dua jenis, yaitu yakni true breakout dan false breakout.

Chisty mengatakan true breakout terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level dan tidak berbalik arah dan melanjutkan penembusan atau rally. 

Baca Juga: Prediksi IHSG Hari Ini (14/4) Naik, Simak Saham Pilihan yang Diperkirakan Naik Harga

Jika diperhatikan menggunakan candlestick chart, true breakout akan terkonfirmasi ketika body dari candlestick tersebut melewati atau menembus level resistance maupun support dan diikuti oleh peningkatan volume.

Sementara, false breakout atau breakout palsu terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level tertentu namun kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan tren penguatan (bullish) atau pelemahan (bearish). 

Kondisi tersebut juga dikenal dengan istilah patah tren. Berbeda dengan true breakout, false breakout akan terkonfirmasi menggunakan candlestick chart saat bagian ekor candlestick menembus garis, namun tidak diikuti bagian body dari candlestick.

“Bagian ekor menunjukkan tidak terjadinya peningkatan volume secara signifikan, sehingga dapat mengindikasikan false breakout,” katanya dalam keterangan resmi yang di terima, Jumat (14/4)

Menurut Chisty mereka yang terjebak dengan false breakout berpotensi membeli saham di harga pucuk. Hal ini diakibatkan aksi ambil untung (profit taking) di area resistance sehingga tekanan jual yang tinggi membuat harganya turun. 

Baca Juga: Catat Kinerja Solid, Intip Rekomendasi Saham Emiten Restoran dari Analis Berikut

"Agar terhindar dari risiko false breakout, trader harus melihat harga dalam time frame yang lebih panjang, analisis pergerakan harga dari waktu ke waktu, dan menggunakan indikator pembantu seperti MA, MACD, dan Stochastic,” katanya.




TERBARU

[X]
×