Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service mengafirmasi peringkat Baa3 pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Pada saat bersamaan, Moody's menyematkan rating Baa3 untuk obligasi senior tanpa jaminan ICBP dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
Selain itu, Moody's mengubah prospek anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini dari stabil menjadi positif.
Analis Moody's, Yu Sheng Tay, mengungkapkan perubahan prospek menjadi positif ini mencerminkan kebijakan keuangan ICBP yang konservatif dan metrik kredit yang membaik menyusul keberhasilan integrasi Pinehill Company Limited.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indofood CBP (ICBP) dari NH Korindo Sekuritas
Hal ini didukung oleh kepemilikan kas perusahaan yang cukup besar, rekam jejak pendapatan yang stabil dan perolehan arus kas bebas. Kualitas kredit ICBP terus mencerminkan posisi pasar dominannya sebagai produsen mie instan terbesar di Indonesia.
"Pada saat yang sama, profitabilitas perusahaan yang kuat tetap didukung oleh kuatnya permintaan mie instan, yang dianggap sebagai bagian dari makanan pokok di Indonesia," ungkap Tay dalam rilis yang disiarkan Rabu (7/2).
ICBP telah menunjukkan kebijakan keuangan yang konservatif dan komitmen terhadap peringkat layak investasi.
Sejak akuisisi Pinehill Company Limited yang didanai utang senilai US$ 3 miliar pada tahun 2020, ICBP telah mencapai pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan mengurangi leverage secara signifikan, meskipun kondisi makroekonomi global penuh tantangan dan harga komoditas bergejolak.
Baca Juga: Kinerja ICBP Tangguh Saat Industri Melambat, Simak Rekomendasi Sahamnya
ICBP memiliki posisi pasar yang kuat dan kekuatan harga mendukung pertumbuhan pendapatan dan margin yang stabil.
ICBP diperkirakan memiliki pangsa pasar sebesar 70% pada kategori mie instan di Indonesia, konsumen mie instan terbesar kedua di dunia. ICBP juga memiliki pangsa pasar yang lebih kecil, namun berkembang di Timur Tengah dan Afrika melalui Pinehill.
ICBP dihadapkan pada volatilitas harga bahan baku seperti tepung terigu dan minyak goreng, yang dapat diperburuk oleh meningkatnya ketegangan geopolitik. Namun ICBP mampu menaikkan harga produknya untuk membantu mengimbangi kenaikan biaya produksi tanpa kehilangan volume penjualan yang signifikan.
Moody's pun memproyeksikan EBITDA ICBP akan meningkat menjadi Rp 17 triliun - Rp 18 triliun pada tahun 2024 dan 2025, dari Rp 16,9 triliun pada periode 12 bulan per 30 September 2023. Sedangkan margin akan tetap pada 23% - 24%. Leverage juga akan mengalami tren menuju 2,5x pada tahun 2025 dari 2,8x pada bulan September 2023.
Baca Juga: Indofood (INDF) Menjawab Tuntutan ESG Global yang Semakin Besar dan Rekomendasi Saham
Selain itu, ICBP telah mempertahankan kebijakan dividen yang konsisten dan pendekatan terukur terhadap pertumbuhannya setelah akuisisi Pinehill pada tahun 2020, sehingga menghasilkan arus kas bebas yang kuat.
ICBP telah memiliki saldo kas yang cukup besar sebesar Rp 16 triliun (US$ 1 miliar) pada akhir September 2023, yang memberikan fleksibilitas finansial bagi perusahaan.
Moody's memperkirakan ICBP akan tetap berhati-hati secara finansial dan fokus pada pertumbuhan organik dengan memperluas jaringan distribusi dan kapasitas produksinya selama 12-18 bulan ke depan.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Indofood CBP (ICBP) di Tengah Industri yang Melambat
Pada saat yang sama, lembaga pemeringkat tidak mengharapkan perusahaan untuk terlibat dalam pengembalian pemegang saham yang berlebihan atau akuisisi yang besar.
Kualitas kredit ICBP juga menggabungkan sinergi dari integrasi operasionalnya dengan Grup Indofood yang lebih luas, sehingga menjamin pasokan bahan baku utama.
Memungkinkan visibilitas yang lebih baik terhadap pengendalian kualitas, dan memungkinkan akses ke jaringan distribusi yang luas, sehingga menciptakan keunggulan kompetitif dan biaya.
ICBP memiliki likuiditas yang baik dengan kepemilikan kas jumbo sebesar Rp 16 triliun dan proyeksi arus kas operasional yang lebih dari cukup untuk mendanai belanja modal dan pembayaran dividen. ICBP memiliki profil jatuh tempo utang jangka panjang karena obligasi dolar AS hanya akan jatuh tempo antara tahun 2031 dan 2052.
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham Indofood CBP (ICBP), Simak Ulasannya
Moody's akan mempertimbangkan untuk menaikkan peringkat jika ICBP terus menunjukkan margin yang stabil, pertumbuhan pendapatan, likuiditas yang kuat dan perolehan arus kas bebas, serta kebijakan keuangan yang konservatif.
Indikator metrik kredit yang menunjukkan peningkatan mencakup utang/EBITDA yang cenderung mencapai 2,5x dan arus kas ditahan (RCF)/utang bersih di atas 30%. Mengingat prospeknya yang positif, penurunan peringkat dinilai tidak mungkin terjadi.
Namun, Moody's dapat merevisi prospeknya menjadi stabil jika: Pertama, ICBP menyimpang dari kebijakan keuangan konservatifnya dan menerapkan strategi ekspansi yang agresif atau keuntungan pemegang saham yang berlebihan.
Baca Juga: Laba Bersih Indofood CBP (ICBP) Turun di Semester I 2022, Ini Rekomendasi NH Korindo
Kedua, kinerja operasional bisnis mie instan ICBP memburuk karena meningkatnya persaingan atau hilangnya pangsa pasar. Ketiga, terdapat tanda-tanda kebocoran kas melalui transaksi pihak terkait.
Keempat, terdapat perbedaan yang signifikan pada kualitas kredit ICBP dengan induknya, INDF. Kelima, terdapat perubahan hubungan dengan INDF yang melemahkan dukungan operasional bagi ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News