Reporter: Anna Suci Perwitasari, Dyah Megasari |
JAKARTA. Menjelang akhir tahun semakin banyak perusahaan-perusahaan yang menerbitkan surat utang jenis obligasi. Kali ini yang segera merilis obligasi berkelanjutan adalah PT Adira Multi Finance Tbk (ADMF).
Target indikatif dana yang diperoleh adalah Rp 6 triliun. Dalam publik ekspose yang diselenggarakan Rabu (16/11) ADMF menyatakan bakal menerbitkan obligasi tahap I sebesar Rp 2 triliun. Obligasi tersebut terdiri dari tiga seri antara lain seri A berjangka waktu 370 hari dengan kupon 7,25%-8,25%, sedangkan seri B berjangka waktu 24 bulan dengan kupon 7,5%-8,75%.
"Seri C berjangka waktu 36 bulan 8,25%-9,25%," terang Direktur Standard Chartered Securities Indonesia Yuniar Restanto di Jakarta, Rabu (16/11)
Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok. Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan di mana pembayaran bunga obligasi pertama pada 16 Maret 2012.
Dana yang berhasil dihimpun dari penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembiayaan konsumen kendaraan bermotor. Obligasi ini telah mendapatkan peringkat AA+ dari Pefindo. ADMF pun sudah menunjuk PT CIMB Securities, PT Indopremier Securities, PT Mandiri Sekuritas dan PT Standard Chartered Securities Indonesia sebagai penjamin emisi. Yang bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
"Sisanya masih akan dikaji kapan akan dikeluarkan, bisa langsung sekali tapi bisa dipecah-pecah lagi," terang Yuniar.
Adapun jaminan pembayaran dari jumlah uang oleh sebab apapun terutang dan wajib dibayar perseroan kepada pemegang obligasi yaitu nilai jaminan fidusia berupa piutang lancar selambat-lambatnya 1 bulan sejak tanggal emisi dengan nilai jaminan sekurang-kurangnya 25%.
Jadwal sementara penawaran obligasi ADMF ini adalah masa penawaran awal 16-29 November 2011, tanggal efektif pada 8 Desember 2011, masa penawaran pada 12-13 Desember 2011, dan pencatatan di BEI pada 19 Desember 2011.
Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas menyarankan, di tengah yield obligasi pemerintah yang memiliki tren turun, obligasi korporasi bisa menjadi alternatif menarik untuk membenamkan dana.
Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang terus menciut menguntungkan korporasi yang mencari pendanaan dari penerbitan obligasi.
“Kebutuhan penerbitan obligasi korporasi sangat tinggi. Tahun depan banyak yang jatuh tempo. Jika dilihat dari sisi yield bagi investor, bunga yang ditawarkan lebih tinggi,” tutur Handy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News