Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
William turut melihat papan akselerasi lebih diminati oleh para trader. Sehingga saham di papan akselerasi mudah naik atau turun dalam waktu yang cepat. Namun, dia mengamati saham di papan ini juga tidak selalu menjadi pilihan saat IHSG melandai.
Menurut William, minat pasar terhadap saham-saham di papan akselerasi masih terbilang rendah. Tapi dia sepakat untuk menilai kelayakan investasi, investor mesti jeli mencermati performa dan prospek pada masing-masing sahamnya.
"Di papan akselerasi pun sama, ada saham yang layak untuk investasi, ada yang tidak. Indeks itu kan hanya kategori, kalau suatu saat kondisi emiten berubah, maka bisa pindah indeks juga pada waktunya," ungkap William.
Asal tahu saja, emiten di papan akselerasi pun bisa naik kelas. Contohnya ada PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) yang telah berpindah dari papan akselerasi ke papan pengembangan pada November 2023.
William menilai saat ini tak banyak saham di papan akselerasi yang punya momentum teknikal menarik dan mendukung dari sisi likuiditasnya. Dus, lebih menarik melirik saham lapis kedua untuk follow tren memanfaatkan kebangkitan IHSG.
Audi lebih merekomendasikan saham big caps di tengah rebound IHSG, sekaligus mengantisipasi potensi pemangkasan tingkat suku bunga pada kuartal III-2024.
"Sedangkan untuk saham kapitalisasi kecil di dalam papan akselerasi hanya kami rekomendasikan untuk trading dalam jangka pendek hingga menengah," tandas Audi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News