kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada risiko eksternal, penawaran masuk pada lelang SUN Selasa (8/6) diramal turun


Minggu, 06 Juni 2021 / 14:53 WIB
Ada risiko eksternal, penawaran masuk pada lelang SUN Selasa (8/6) diramal turun
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan yang memantau perdagangan obligasi atau surat utang di dealing room Bank BRI di Jakarta, Selasa (12/8). Kompas/Iwan Setiyawan (SET) 12-08-2014


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (8/6). Pada lelang kali ini, diperkirakan kondisi pasar masih akan kondusif dan positif. Walau demikian, jumlah penawaran yang masuk diprediksi akan mengalami sedikit penurunan seiring kondisi eksternal yang mengalami peningkatan risiko.

Asal tahu saja, pada lelang SUN sebelumnya (25/5), jumlah penawaran yang masuk adalah sebesar Rp 78,16 triliun.

Head of Economics and Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, dari dalam negeri, kondisi makro Indonesia kembali mengalami perbaikan. Hal ini diakibatkan oleh data PMI yang positif, bahkan mencapai level tertingginya. Ia menilai, kondisi tersebut bisa memicu pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat dari perkiraan.

Baca Juga: Ini strategi HPAM meracik HPAM Ultima Money Market agar dapat imbal hasil optimal

“Dengan demikian, hal tersebut bisa memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan yield SBN semakin baik lagi. Pada akhirnya, ini akan membuat para investor untuk masuk ke pasar SBN guna memanfaatkan potensi yield tersebut,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (8/6).

Namun, Fikri justru menyebut kondisi eksternal malah berbanding terbalik dengan kondisi internal. Muncul risiko yang berpotensi membuat investor menahan diri. Ia menjelaskan, hal ini dikarenakan oleh adanya kekhawatiran normalisasi kebijakan The Fed seiring inflasi yang tinggi dan data jobless claim yang lebih tinggi dari ekspektasi. 

Walau begitu, Fikri meyakini dominasi investor domestik akan membuat nilai penawaran yang masuk bisa mencapai Rp 60 triliun-Rp 70 triliun. Apalagi, secara real yield, SBN saat ini sangat menarik jika dibanding peers. 

Bahkan, Fikri meyakini spread antara yield SBN dan US Treasury bisa menyempit ke depan. Lantaran, inflasi Indonesia terjaga dan yield terus turun, sementara di AS yield-nya tertahan dan inflasinya mulai naik.

Baca Juga: Indofood CBP akan menerbitkan obligasi global, begini posisi utang terakhir ICBP

“Hingga akhir tahun nanti, jika semuanya berjalan dengan positif, yakni pertumbuhan ekonomi pulih, nilai rupiah terjaga, indikator kepercayaan konsumen dan pengusahanya juga membaik, yield SBN acuan 10 tahun akan bisa mendekati level 6,0%,” imbuh Fikri.

Untuk lelang SUN besok, Fikri memperkirakan seri tenor pendek masih akan jadi incaran kelompok perbankan seiring berlimpahnya likuiditas. Sementara para kelompok investor yang punya eksposur yield lebih baik, seri 10 dan 15 tahun kemungkinan besar akan jadi buruan.

Selanjutnya: Rata-rata frekuensi harian naik, kapitalisasi pasar di bursa tambah Rp 254,97 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×