kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi HPAM meracik HPAM Ultima Money Market agar dapat imbal hasil optimal


Minggu, 06 Juni 2021 / 13:45 WIB
Ini strategi HPAM meracik HPAM Ultima Money Market agar dapat imbal hasil optimal
ILUSTRASI. Ilustrasi foto menanam uang dengan tema Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/07/2019


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang lima bulan pertama pada tahun ini, rupanya reksadana pasar uang menjadi reksadana dengan kinerja yang paling apik. Merujuk data Infovesta Utama, kinerja reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta 90 Money Market Fund Index berhasil tumbuh 1,41% hingga akhir Mei kemarin.

Kinerja tersebut jauh lebih baik dibanding reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index yang hanya tumbuh 0,37%. Sementara reksadana campuran dan reksadana saham justru berada di area negatif, yakni masing-masing -2,48% dan -7,05%.

Sementara jika dilihat dari produknya, reksadana pasar uang milik Henan Putihrai Asset Management (HPAM), yakni HPAM Ultima Money Market berhasil mencatatkan pertumbuhan 2,41% hingga akhir Mei. Hal ini menempatkan HPAM Ultima Money Market pada peringkat kedua sebagai reksadana pasar uang dengan kinerja paling tinggi.

Baca Juga: Insight Money berhasil menjadi jawara reksadana pasar uang

Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi mengatakan, strategi yang digunakan HPAM untuk pengelolaan HPAM Ultima Money Market adalah dengan mengutamakan weighting deposito dengan rate maksimum.

“Lalu kami menyisihkan sebagian alokasi aset ke obligasi korporasi yang memiliki maksimum yield. Obligasi tersebut adalah yang mendapat sentimen positif dari sovereign wealth fund, ESG, dan perusahaan lain yang mendapat angin segar dari reopening economy sehingga obligasinya sangat likuid dan aman,” terang Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (3/6)

Reza menambahkan, saat ini minat terhadap reksadana pasar uang memang mengalami kenaikan. Faktor utama adalah kebutuhan investor akan likuiditas dan dana cadangan yang tidak tergerus inflasi, sehingga reksadana pasar uang pun jadi pilihan. 

Faktor kedua adalah terjadinya overvaluation pada pasar saham. Sehingga, ketika terjadi momen koreksi, banyak investor yang memarkirkan dananya ke reksadana pasar uang untuk menunggu pasar saham kembali bullish.

Ke depan, Reza meyakini investor masih tetap akan menjadikan reksadana pasar uang sebagai salah satu pilihan utama diversifikasi portofolionya. Ia menilai, reksadana pasar uang turut akan mendapat sentimen positif dari kondisi pemulihan ekonomi saat ini dan proses vaksinasi yang tengah berlangsung.

Baca Juga: Reksadana pasar uang catatkan kinerja paling apik hingga akhir Mei 2021

“Jika angka Covid-19 terus stabil, atau malah membaik, kemungkinan besar, angka inflasi akan sudah mulai naik pada kuartal IV-2021. Hal ini pada akhirnya membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun nanti,” imbuh Reza.

Reza memastikan saat ini HPAM tidak akan mengubah strategi pengelolaan HPAM Ultima Money Market. Dengan strategi tersebut, ia memproyeksikan pada akhir tahun nanti, reksadana pasar uang bisa menghasilkan imbal hasil pada kisaran 5-6%.

Selanjutnya: Reksadana pasar uang catatkan kinerja paling apik dalam lima bulan pertama 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×