Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari terakhir perdagangan pekan lalu Jumat (18/5), pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa dibilang mixed. Setelah turun di awal, pertengahan sesi naik, lalu turun lagi. Sayangnya, menjelang tutup bursa IHSG turun 32,61 poin (-0,56%) menuju angka indeks 5.783,31.
LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid bergerak serupa. Turun 8,01 poin menuju 918,89; indeks LQ45 mendarat 0,86% lebih rendah daripada sehari sebelumnya.
Bumi Resources Tbk (BUMI), Waskita Karya (WSKT), dan AKR Coporindo Tbk (AKRA) menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan. PER masing-masing 3,50 kali, 4,62 kali, dan 4,88 kali. Posisi selanjutnya masih diisi oleh WSBP, BSDE, INDY, SRIL, PTBA, BBNI, dan PWON.
Penurunan tiba-tiba indeks bursa saham pekan lalu hanya menyeret turun enam dari 10 saham penghuni LQ45 dengan PER terkecil. Enam saham yang ketiban nahas itu adalah BUMI, WSKT, WSBP, BSDE, BBNI, dan PWON.
Di luar itu, hanya ada satu saham yang tak berubah harganya (AKRA) dan tiga saham yang lain naik harga (INDY, SRIL, PTBA).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News