Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
Seorang sumber Kontan di UOB Kay Hian Sekuritas mengatakan, masih ada delapan perusahaan dalam pipeline IPO perusahaannya yang berasal dari berbagai sektor. Para calon emiten ini akan listing pada akhir Januari dan awal Februari hingga Oktober 2020.
Baca Juga: Usai melantai, Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO) akan bangun 240 kamar indekost
Menurut dia, dalam pipeline tersebut, belum ada yang akan IPO dengan emisi besar. Bahkan, ia melihat prospek IPO pada 2020 ini tidak akan sebanyak tahun lalu.
Hal ini mengingat sejumlah kasus di pasar modal yang menyebabkan pengetatan aturan terhadap calon perusahaan yang akan melantai di bursa. "Ada beberapa (perusahaan dengan emisi besar) yang sudah minat tapi sekarang ini lebih sulit untuk meyakinkan investor masuk," ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/1).
Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli juga mengatakan, dalam pipeline IPO sekuritasnya yang menggunakan tahun buku Desember 2019, belum ada perusahaan berskala besar.
"Ada empat perusahaan dalam pipeline yang berasal dari sektor manufaktur, consumer good, informasi teknologi (IT), dan packaging. Rata-rata emisinya Rp 100 miliar," ucap dia.
Baca Juga: Saham Royalindo Investa Wijaya (INDO) naik 70% pada perdagangan perdana
Direktur Investment Banking MNC Sekuritas Wahyu Sulistiyo juga berpendapat, prospek IPO pada tahun ini masih cukup gelap, mengingat sejumlah kasus di pasar modal yang terjadi belakangan ini. Sejauh ini, belum ada calon emiten dalam pipeline IPO sekuritas ini.
Sebagai informasi, pada 2019, MNC Sekuritas mengantarkan empat perusahaan untuk IPO. Mereka adalah PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI), PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS), dan PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL). Total nilai emisinya mencapai Rp 1,68 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News