Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor energi terintegrasi, PT ABM Investama Tbk (ABMM), telah menyerap sekitar 70% anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2024 hingga akhir kuartal III-2024.
Perseroan sebelumnya mengalokasikan capex sebesar US$150 juta–US$200 juta (setara Rp2,41 triliun–Rp3,21 triliun) berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Mei 2024.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)
Direktur ABMM Hans Cristian Manoe mengungkapkan bahwa mayoritas capex tersebut dialokasikan untuk perbaikan dan penggantian alat berat guna meningkatkan ketersediaan fisik, utilisasi, serta produktivitas unit.
"Mayoritas alokasi untuk repair dan replacement alat berat demi menjamin physical availability, utilization, dan productivity unit," ujarnya kepada Kontan.co.id pada Rabu (27/11).
Ekspansi Tambang Batubara
ABMM juga terus mendorong ekspansi bisnis melalui akuisisi tambang batu bara. Saat ini, perseroan telah menyelesaikan akuisisi satu tambang dan sedang dalam proses finalisasi untuk dua tambang lainnya.
"Ada satu tambang yang sudah diakuisisi, dan dua lagi sedang dalam tahap Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) yang diharapkan selesai Desember 2024. Penutupan transaksi ditargetkan pada kuartal I-2025," jelas Hans.
Baca Juga: Anak Usaha ABMM Gelar Palfinger APAC Owners Club Indonesia Series 2024
Akuisisi ini bertujuan mendukung target cadangan batu bara ABMM hingga mencapai 300 juta ton. Namun, rincian lebih lanjut mengenai akuisisi tersebut baru akan diumumkan pada Desember mendatang.
Dari sisi keuangan, ABMM mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2024. Pendapatan perseroan sebesar US$ 893,52 juta, turun 20,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,13 miliar.
Pendapatan terbesar masih berasal dari kontraktor tambang dan tambang batu bara dengan kontribusi US$ 682,57 juta, meskipun turun 27,8% dari US$ 945,45 juta pada kuartal III-2023.
Pendapatan lainnya berasal dari; jasa logistik dan sewa kapal sebesar US$ 114,38 juta, divisi Site Service (SSD) dan repabrikasi sebesar US$ 36,15 juta, pabrikasi sebesar US$ 34,64 juta, perdagangan bahan bakar sebesar US$ 25,12 juta, dan sewa mesin pembangkit listrik sebesar US$ 662,63 ribu
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Dapat Fasilitas Kredit Senilai US$ 395 Juta, Ini Penggunaannya
Laba bersih juga mengalami penurunan tajam sebesar 55,82% menjadi US$ 111,92 juta dibandingkan US$ 253,37 juta pada kuartal III-2023.
Untuk menjaga pendapatan dan laba hingga akhir 2024, ABMM berfokus meningkatkan efisiensi operasional di seluruh unit usaha, termasuk entitas di mana ABM memiliki kepemilikan minoritas signifikan.
"Opex akan diprioritaskan pada kebutuhan wajib, serta kami akan meningkatkan biaya variabel dibandingkan biaya tetap," kata Hans.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mempertahankan performa operasional ABMM meskipun menghadapi tantangan penurunan kinerja keuangan pada tahun ini.
Selanjutnya: Meksiko Prediksi Tarif Trump akan Hapus 400.000 Pekerjaan di AS, Ancam Aksi Balasan
Menarik Dibaca: 40 Twibbon HUT KORPRI ke 53 Tahun yang Diperingati Setiap 29 November
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News