Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
Akuisisi ini bertujuan mendukung target cadangan batu bara ABMM hingga mencapai 300 juta ton. Namun, rincian lebih lanjut mengenai akuisisi tersebut baru akan diumumkan pada Desember mendatang.
Dari sisi keuangan, ABMM mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2024. Pendapatan perseroan sebesar US$ 893,52 juta, turun 20,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,13 miliar.
Pendapatan terbesar masih berasal dari kontraktor tambang dan tambang batu bara dengan kontribusi US$ 682,57 juta, meskipun turun 27,8% dari US$ 945,45 juta pada kuartal III-2023.
Pendapatan lainnya berasal dari; jasa logistik dan sewa kapal sebesar US$ 114,38 juta, divisi Site Service (SSD) dan repabrikasi sebesar US$ 36,15 juta, pabrikasi sebesar US$ 34,64 juta, perdagangan bahan bakar sebesar US$ 25,12 juta, dan sewa mesin pembangkit listrik sebesar US$ 662,63 ribu
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Dapat Fasilitas Kredit Senilai US$ 395 Juta, Ini Penggunaannya
Laba bersih juga mengalami penurunan tajam sebesar 55,82% menjadi US$ 111,92 juta dibandingkan US$ 253,37 juta pada kuartal III-2023.
Untuk menjaga pendapatan dan laba hingga akhir 2024, ABMM berfokus meningkatkan efisiensi operasional di seluruh unit usaha, termasuk entitas di mana ABM memiliki kepemilikan minoritas signifikan.
"Opex akan diprioritaskan pada kebutuhan wajib, serta kami akan meningkatkan biaya variabel dibandingkan biaya tetap," kata Hans.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mempertahankan performa operasional ABMM meskipun menghadapi tantangan penurunan kinerja keuangan pada tahun ini.
Selanjutnya: Meksiko Prediksi Tarif Trump akan Hapus 400.000 Pekerjaan di AS, Ancam Aksi Balasan
Menarik Dibaca: 40 Twibbon HUT KORPRI ke 53 Tahun yang Diperingati Setiap 29 November
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News