kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

2017, AISA menargetkan pendapatan Rp 7,6 triliun


Sabtu, 07 Januari 2017 / 13:00 WIB
2017, AISA menargetkan pendapatan Rp 7,6 triliun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berharap bisa mengantongi pendapatan Rp 7,6 triliun hingga pengujung tahun 2017. Jumlah ini meningkat 11,7% jika dibandingkan target pendapatan di akhir tahun 2016 sebesar Rp 6,88 triliun.

Porsi terbesar pendapatan AISA tahun lalu berasal dari divisi beras Rp 4,2 triliun dan divisi makanan Rp 2,6 triliun. Margin laba kotor 2016 diproyeksi mencapai 25%. Hingga akhir kuartal tiga 2016, pendapatan AISA mencapai Rp 4,9 triliun, atau naik 9,7% ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 4,5 triliun.

"Kami belum bisa menyebutkan perkiraan pendapatan tahun 2016 karena masih dalam tahap audit," ujar Desilina, Sekretaris Perusahaan AISA, kepada KONTAN, Jumat (6/1).

Tahun ini, AISA akan fokus untuk mendorong penjualan bisnis beras kemasan bermerek yang sudah mulai digenjot sejak 2016 lalu. Tahun ini, AISA menargetkan penjualan beras kemasan bermerek bisa mencapai 40% dari total penjualan beras.

Per September 2016, penjualan beras kemasan baru berkontribusi sebesar 26% dari total penjualan beras. Sementara sisanya masih berasal dari penjualan beras curah bermerek. AISA ingin mendorong penjualan beras kemasan karena memiliki margin laba yang lebih tinggi.

Gross margin dari beras kemasan bisa mencapai 20%, atau lebih tinggi dibandingkan gross margin beras curah yang sebesar 13%. "Pelan tapi pasti, penjualan beras kemasan terus meningkat dan memberikan margin yang lebih baik," ujarnya.

Pada tahun lalu, AISA sempat menunda pembangunan dua pabrik beras di Kabupaten Sidrap dan Bone, Sulawesi Selatan. Kelanjutan pembangunan pabrik itu akan diputuskan pada tahun ini.

"Kelanjutan pembangunan pabrik beras akan melihat penjualan beras kami dulu. Kalau memang kapasitasnya nanti kurang, akan segera dibangun tahun ini," imbuh Desilina.

Kedua pabrik tersebut rencananya memiliki kapasitas sekitar 240.000 ton beras per tahun. Saat ini kapasitas pabrik beras AISA mencapai 480.000 ton per tahun dengan tingkat utilitas pabrik antara 68%-69%.

AISA menyiapkan belanja modal Rp 300 miliar untuk ekspansi bisnis makanan dan Rp 300 miliar untuk ekspansi bisnis beras. Nantinya dana belanja modal ini akan diperoleh dari kas internal dan pinjaman perbankan.

Pada akhir September, AISA masih memiliki kas tebal. Kas dan setara kas AISA mencapai Rp 552,21 miliar. Sebagian kas ini merupakan sisa dana hasil penerbitan sukuk dengan nilai Rp 1,2 triliun pada Juli 2016.AISA menggunakan sebagian besar dana penerbitan sukuk untuk refinancing dan sisanya untuk pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×