kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Yuk, dengarkan kiat para kampiun bursa


Senin, 17 Juni 2013 / 07:03 WIB
Yuk, dengarkan kiat para kampiun bursa
Promo Indomaret terbaru, jangan melewatkan super hemat mingguan yang berlaku dari 5 Januari hingga 11 Januari 2022.


Reporter: Surtan PH Siahaan, Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Investor sempat panik ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor hebat di pekan lalu. Toh, tak semua investor ikut terbawa arus. Bagi investor saham yang sudah makan asam garam, gejolak di pasar saham adalah hal biasa.

Sjambiri Lioe, salah satu investor kawakan, menyatakan, kondisi bullish atau bearish dalam pasar saham pasti terjadi. Namun, selama cermat membaca keadaan, peluang mendapatkan gain tetap terbuka. "Syarat lainnya, jangan panik," ujar Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk tersebut, kemarin.

Sebagai investor yang beraliran konservatif, Sjambiri mengaku mulai mengakumulasi saham-saham blue chips BUMN, sejak IHSG melemah. Dia menggunakan perhitungan out flow dana asing. Dia yakin, saat kondisi pulih, dana asing yang keluar tadi akan kembali lagi menyasar saham-saham blue chips.

Hitungan dia, tiga bulan ke depan, saham blue chips BUMN berpotensi memberikan return 10%-15%. Dia mencontohkan, kala bursa turun tajam tahun 2001, Sjambiri juga memborong saham-saham blue chips dan bisa mendapatkan return maksimal.

Investor kampiun semacam Lo Kheng Hong pun tak peduli indeks melemah atau naik. Setiap saat, ia akan membeli saham-saham yang bagus dan fundamentalnya kuat.
Justru saat indeks tertekan seperti saat ini adalah kesempatan emas. "Penurunan harga adalah kesempatan emas. Investor bisa mendapatkan saham yang bagus dan murah," ujar Kheng Hong.

Menurut dia, tidak ada alasan bagi investor pasar modal panik ketika indeks jeblok, karena mereka seharusnya tahu valuasi riil portofolionya. Sungguh sial jika si investor tidak tahu valuasi saham yang dia pegang.

Pun Soeratman Doerachman, salah satu investor kawakan di pasar modal, memanfaatkan pasar sekarang dengan mengurangi trading dan lebih mengakumulasi saham untuk  jangka panjang. Menurut dia, trading saat bearish lebih sukar daripada saat bullish. "Saya cenderung mengurangi, kecuali ada fasilitas short selling,"  katanya.

Adrian Maulana, investor lainnya juga yakin, IHSG akan kembali naik. Dia pun tetap memborong saham.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×