Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan cenderung menurun. Tapi, penurunan IHSG mampu diminimalisir pada perdagangan, kemarin, yang naik 153 poin atau 3,32% ke 4.760,75. Hanya saja, sepekan ini, IHSG turun 104,57 poin atau 2,2% dari posisi akhir pekan lalu di 4.865,32.
Analis Phillip Securities, Aditya Perdana Putra mengatakan, ada tiga sentimen dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan IHSG selama sepekan ini. Pertama, belum ada kepastian pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Padahal, pasar menilai, subsidi tersebut akan buruk bagi ekonomi Indonesia. Kedua, defisit neraca perdagangan yang melebar, serta ketiga, pelemahan kurs rupiah.
Teddy Dwitama, analis RHB OSK Securities Indonesia mengatakan, volatilitas IHSG juga dipengaruhi oleh faktor indeks bursa regional yang juga melemah.
Pekan depan, Aditya menduga, IHSG masih akan bergerak fluktuatif. Ini karena, investor cenderung menunggu hasil keputusan stimulus dari The Fed pada 19 Juni sebelum melakukan investasi. Kata dia, perhatian investor akan mengarah bursa regional dan hasil keputusan The Fed.
Sementara, Teddy menilai, rencana kenaikan harga BBM akan memukul sektor konsumer. Ia menyarankan, investor untuk memilih sektor yang masih positif seperti semen dan properti. Ia memperkirakan, IHSG di pekan depan akan bergerak di area 4.660–4.810. Adapun, Aditya memprediksi, IHSG bisa ke 4.880 di pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News