kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mengukur nasib saham pendatang baru


Sabtu, 15 Juni 2013 / 07:20 WIB
Mengukur nasib saham pendatang baru
ILUSTRASI. Kenali Sederet Manfaat Cranberry untuk Kesehatan


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Beberapa perusahaan yang segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pantas ketar-ketir. Sebab, tren pasar modal Indonesia sedang memburuk. Ini ditandai oleh melorotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi tersebut dikhawatirkan bakal memberikan pukulan pertama pada saham-saham pendatang baru. Melempemnya pendatang baru ini setidaknya terlihat dari performa saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG).

Di penutupan perdagangan hari pertamanya kemarin, DSNG ditutup hanya naik 1,08% ke level Rp 1.870 per saham. Kenaikan ini juga lebih didorong technical rebound IHSG yang kemarin naik 3,32% menjadi 4.760,74.

Andrew Argado, Analis E-Trading Securities menuturkan, performa saham DSNG memang agak berat seiring prospek industrinya. Sebagai produsen minya sawit mentah alias crude palm oil (CPO), DSNG bakal ikut terkena sentimen negatif karena pelemahan industri bersangkutan.

Kondisi itu membuat daya tarik saham ini di mata investor berkurang. Investor masih diliputi cemas untuk masuk ke saham-saham sektor komoditas. Ini memang tercermin dari keputusan DSNG mengurangi porsi saham yang dilepas ke publik dalam penawaran perdana atau initial public offering (IPO).

DSNG hanya melepas 275 juta saham atau setara 11,72%. Sebelumnya, DSNG berharap melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham ke publik atau setara 21,32% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Toh, Ferry Budiman Tanja, Direktur Utama Ciptadana Securities menyatakan, penurunan jumlah saham yang dilepas dalam IPO  tersebut lebih merupakan strategi dari penjamin emisi. Ciptadana ingin membuat saham DSNG kelebihan permintaan (oversubscribed).

"Ini agar permintaan di secondary market juga terjaga," kata Ferry, di Jakarta, Jumat (14/6). Selama masa penawaran dari 7-10 Juni 2013, DSNG memang mengalami oversubscribed 1,8 kali.

Kendati sentimen saham sektor CPO sedang buruk, DSNG tetap fokus melakukan ekspansi. Tahun ini, DSNG menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 90 juta. Ini merupakan bagian dari anggaran ekspansi hingga 2015 yang dipatok senilai US$  270 juta.

Abdrianto Oetomo, Wakil Direktur Utama DSNG  mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk penanaman Tandan Buah Segar (TBS) atau bibit kelapa sawit di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Dana ini juga akan digunakan untuk pembangunan dua pabrik baru  di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi CPO sebanyak  60 ton per jam. Pembangunan pabrik baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi dan penjualan CPO.

Sepanjang 2012, volume penjualan DSNG mencapai 252.000 ton. Jumlah ini diharapkan bakal meningkat menjadi 320.000-330.000 ton CPO di 2013. Sumber dana capex berasal dari hasil IPO dan pinjaman perbankan. "Sekitar US$ 54 juta dari IPO dan sisanya dari pinjaman perbankan, semuanya akan digunakan untuk pembangunan pabrik dan penanaman bibit baru," kata Abdrianto.

Selain DSNG, perusahaan lain yang bakal melantai di BEI adalah PT Multipolar Technology. PT Bank National Nobu. Andrew bilang, kondisi pasar yang sedang bearish sebenarnya tidak masalah untuk melakukan IPO.

Sebab, daya tarik saham IPO lebih ditentutkan oleh valuasi dan prospek bisnis dari setiap perusahaan tersebut. "Kalau valuasinya tepat dan industrinya bagus, publik juga akan tertarik," jelas Andrew.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×