Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi belakangan ini, PT Acset Indonusa Tbk masih optimistis saham perdananya bakal terserap oleh investor, bahkan terjadi kelebihan permintaan.
Hal ini karena sektor konstruksi yang menjadi basis bisnis Ascet sedang naik daun. Direktur Keuangan Acset, Agustinus Hambadi yakin, saham Acset bahkan bisa kelebihan permintaan hingga dua kali. "Penyerapannya direspon sangat baik oleh pasar," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/6).
Acset sendiri kini tengah melakukan penawaran umum hingga 18 Juni mendatang. Dari penawaran awal, saham Acset banyak diminati oleh investor institusi domestik. Porsi investor institusi dari dalam negeri mencapai 83%, investor ritel 2%, dan sisanya diserap investor asing.
Acset menentukan harga penawaran saham perdana sebesar Rp 2.500 per saham. Harga tersebut terbilang di level tengah dari harga penawaran awal sebesar Rp 2.200-Rp 2.750 per saham. Acset berencana melepas 150 juta saham setara dengan 30% dari modal disetor dan ditempatkan.
Artinya dengan penentuan harga tersebut, Acset akan meraih dana Rp 375 miliar. Harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar 13,9 kali. Hal iniĀ dinilai akan lebih menarik bagi investor ditengah gejolak IHSG.
Reza Nugraha, Analis MNC Securities mengatakan, secara fundamental prospek Acset masih bagus terutama dari ekspansi proyeknya. Meski demikian, saham Acset masih bisa terkena potensi koreksi IHSG. Sehingga dalam jangka pendek, saham Acset pasca debut perdananya bakal sedikit volatile. Namun, Reza melihat harga saham Acset cukup menarik. "Kalau secara fundamental, Acset masih bagus untuk menambah diversifikasi portofolio dalam jangka panjang," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News