kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Norico Gaman: BBM tak naik, IHSG koreksi


Senin, 17 Juni 2013 / 06:50 WIB
Norico Gaman: BBM tak naik, IHSG koreksi
ILUSTRASI. Waspada Omicron semakin menyebar di tengah masyarakat, sudah ada 15 kasus transmisi lokal varian sangat menular ini di Indonesia. KONTAN/Baihaki.


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Spekulasi jadi atau tidaknya kenaikan harga BBM bersubsidi membuat investor asing keluar dari bursa saham. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh dari level tertinggi di 5.000. Asing kemungkinan akan keluar hingga kepastian kondisi domestik ini.

Jika Senin ini pemerintah memutuskan harga BBM bersubsidi naik, pasar saham saya rasa akan bergerak positif. Indeks berpotensi rebound ke 5.000.
Skenario ini mendapat dukungan positif dari pasar karena baik untuk fiskal dan baik pula untuk kesehatan keuangan negara. Selain itu, beban subsidi bisa dialokasikan menjadi belanja produktif seperti infrastruktur dan kredit usaha berbunga lunak. Lapangan kerja bisa meningkat dan konsumsi domestik tumbuh.

Kenaikan harga BBM juga baik bagi perusahaan di Indonesia. Sebab, emiten akan berlomba menghemat anggaran. Selain itu, kepercayaan investor terhadap Indonesia akan positif karena pemerintah dinilai prudent terhadap anggaran.

Dalam jangka pendek, IHSG memang akan bergerak turun tapi saya rasa hanya sampai dua bulan ke depan. Sebab, tingkat inflasi yang meningkat.
Banyak faktor yang mengerek inflasi mulai dari kenaikan harga BBM, konsumsi selama Ramadan, tahun ajaran baru dan kenaikan tarif listrik. Saya memperkirakan, inflasi akan naik ke level 7%-8%. Jika harga BBM naik, paling cepat IHSG pulih pasca Lebaran.

Namun, jika harga BBM bersubsidi batal naik akan berdampak negatif dalam jangka panjang. Subsidi akan memberatkan anggaran negara sehingga posisi fiskal melemah. Akibatnya, rupiah akan sulit menguat.

IHSG juga akan sulit rebound ke 5.000. Sebab, skenario ini berlawanan dengan ekspektasi pasar. Jika ekspektasi pasar tidak tercapai, pelaku pasar akan mendiskon pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Seperti di April 2012, pasar merespon penundaan kenaikan harga BBM dengan koreksi. n


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×