Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini mengalami koreksi setelah pada penutupan perdagangan kemarin menguat tajam ke level tertinggi tahun.
Berdasarkan data BEI, Rabu (8/7), IHSG ditutup tertekan 0,4% di level 4.916. Sektor konsumer, properti, tambang, manufaktur, perdagangan dan infrastruktur kompak memerah.
Padahal hari ini harga minyak mentah global mengalami penguatan ke level tertinggi tahun ini yakni US$ 51 per barel. Namun, di saat yang sama pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 dari 5,3% menjadi 5,1%.
Kim Kwie Sjamsudin, Kepala Riset Yuanta Securities Indonesia menilai turunnya IHSG yang terjadi hari ini lebih karena koreksi terknikal setelah penguatannya dalam beberapa hari terakhir cukup signifikan. "Pergerakan indeks ke depan masih dalam tren penguatan." ujarnya.
Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah menurut Kim tidak terlalu dikhawatirkan pasar saham. Sebab, dia melihat pelaku pasar lebih konsen terhadap proyeksi yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) yang justru lebih rendah yakni 5%-5,2% tahun ini.
Kim menilai, pergerakan harga minyak akan menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG ke depan masalahnya kenaikan tidak terlalu drastis.
Jika kenaikan sangat tinggi justru tidak akan bagus bagi ekonomi Indonesia karena akan berdampak pada inflasi. "Kalau inflasi tinggi pemerintah bisa mengembalikan subsidi BBM." jelasnya.