kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield US Treasury mulai stabil, pasar surat utang Indonesia pun membaik


Rabu, 28 April 2021 / 19:41 WIB
Yield US Treasury mulai stabil, pasar surat utang Indonesia pun membaik
ILUSTRASI. Pasar surat utang


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto

“Sampai akhir Maret kemarin, koreksi yang terjadi di yield SBN itu justru masih di bawah koreksi yield US Treasury. Ini jadi kabar positif, mengingat biasanya yield SBN itu lemah di hadapan US Treasury. Jadi, walaupun ada potensi kembali koreksi, kami melihat overall pasar obligasi masih menarik,” imbuh Dimas.

Ia menambahkan, secara data ekonomi, Indonesia juga terus mengalami perbaikan. Mulai dari inflasi yang terjaga, nilai tukar rupiah yang volatilitasnya masih cukup baik, serta data ekonomi lainnya terus mengalami kenaikan secara bertahap.

Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi saat ini, Dimas memperkirakan, yield SBN acuan 10 tahun pada akhir tahun nanti akan ada di kisaran 6,8% - 7%. Oleh karena itu, ia menyebut saat ini masih jadi momen yang tepat untuk masuk ke pasar obligasi. Pasalnya, investor masih berpotensi mendapatkan yield yang menarik.

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN naik, imbas turunnya yield US Treasury

“Apalagi, rata-rata kupon obligasi Indonesia itu relatif tinggi. Jadi, selama harga stabil, (obligasi) masih bisa outperform instrumen pasar uang. Kondisi sekarang, tenor-tenor pendek bisa dilirik, tapi kalau terjadi koreksi besar di yield jangka panjang, ini bisa dimanfaatkan investor untuk optimalkan yield,” pungkas Dimas.

Sementara Ramdhan optimistis, jika pasar baik eksternal maupun internal terus bergerak stabil hingga akhir tahun, serta pemulihan ekonomi sesuai dengan harapan, bukan tidak mungkin yield SBN acuan 10 tahun akan bergerak ke level 6,5% pada akhir tahun nanti.

“Setiap pasar sedang bergerak stabil, investor bisa memanfaatkan momentum untuk masuk. Bagi yang menghindari risiko, tenor jangka pendek bisa jadi pilihan. Sementara bagi yang ingin mengejar yield, bisa ambil posisi di tenor menengah-panjang,” tutup Ramdhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×