Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (27/4), meningkat jika dibandingkan dengan lelang SUN dua pekan lalu. Sentimen positif yang mendukung adalah penurunan yield US Treasury.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Kementerian Keuangan (DJPPR), hasil lelang SUN, Selasa (27/4) sukses membawa penawaran masuk sebesar Rp 52,75 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari penawaran yang masuk di lelang SUN dua pekan lalu sebesar Rp 42,97 triliun.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan hasil lelang SUN meningkat karena didukung oleh kondisi pasar global yang membaik.
Selain itu, Lembaga Pemeringkat Standard and Poor's, (S&P) yang mempertahankan sovereign credit rating Republik Indonesia di BB dengan outlook negatif juga mempengaruhi minat investor pada lelang SUN yang meningkat hingga 22,8% dibanding lelang sebelumnya.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang 7 seri SUN dengan target Rp 30 triliun pada Selasa (27/4)
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario menambahkan hasil lelang SUN sukses meningkat juga terdorong dari yield US Treasury yang mulai menurun. Selasa (27/4), yield US Treasury bertengger di 1,58% menurun dari posisi tertingginya 1,74% di akhir Maret.
"Investor asing kembali melihat pasar obligasi Indonesia menarik setelah yield US Treasury menurun," kata Ramdhan. Sementara, investor domestik semakin percaya diri masuk ke pasar obligasi.
Ke depan, Ramdhan memproyeksikan level yield US Treasury saat ini akan bergerak stabil, kecuali jika ada perubahan kondisi global yang mendesak. Selama yield US Treasury stabil, Ramdhan optimistis likuiditas di pasar obligasi domestik akan meningkat.
Sementara itu, SUN tenor 5 dan 10 tahun menjadi seri yang paling diminati karena memiliki proporsi 60,8% dari total incomiing bids. Deni mengatakan incoming bids di kedua tenor tersebut 23% berasal dari investor asing. Sementara, secara total partisipasi asing di lelang kali ini meningkat signifikan dari 11,1% di lelang SUN sebelumnya menjadi 16,5%.
Membaiknya kondisi pasar obligasi saat ini akhirnya membuat cost of borrowing pemerintah jadi menurun. Tercatat yield rata-rata tertimbang menurun 3-9 basis poin di semua seri. Sementara, penurunan yield rata-rata tertikbang pada SUN tenor 5 tahun turun 9 bps lebih rendah dibandingkan posisi pada lelang SUN sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan yield atawa imbal hasil yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan 2021, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 28,05 triliun.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang 6 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Selasa (20/4)
"Kali ini pemerintah tidak menyelenggarakan lelang SUN tambahan (green shoe option)," kata Deni, Selasa (27/4).
Ramdhan memproyeksikan yield SUN berpotensi terjaga stabil dan menarik investor asing karena pemerintah selalu konsisten menjaga rasio utang guna menjaga kestabilan makro.
Namun, sentimen eksternal tidak bisa dikendalikan. Ramdhan mengatakan pandemi yang tidak kunjung reda bahkan kembali naik di beberapa negara bisa kembali membuat pelaku pasar bersikap wait and see untuk masuk ke pasar obligasi dalam negeri.
Selanjutnya: Pasar SUN mulai stabil, penawaran pada lelang meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News