Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) mencatat total penawaran lelang SUN sebanyak Rp 73,75 triliun pada Selasa (12/5). Meskipun naik dibandingkan lelang SUN sebelumnya, kenaikan minat investor ini belum tentu berlanjut.
Pada lelang kali ini, pemerintah menawarkan tujuh seri dengan target indikatif Rp 20 triliun dan maksimal mencapai Rp 40 triliun. Adapun tujuan lelang yakni untuk pelaksanaan kebijakan keuangan negara untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Ke depan, target yang ditetapkan diprediksi masih sama, namun untuk kenaikan penawaran akan tergantung kondisi likuiditas pasar dan tentunya inflow dari investor asing yang kembali ke pasar obligasi Tanah Air," ujar Head of Fixed Income Bank BNI Edy Pramono kepada Kontan.co.id, Selasa (12/5).
Baca Juga: Menjaga suplai, serapan pemerintah Rp 20 triliun pada lelang SUN dinilai tepat
Penawaran meningkat pada Lelang SUN Selasa (12/5) didukung kebijakan Bank Indonesia (BI) yang melakukan pembelian di pasar perdana. Selain itu, bank sentral juga masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan.
Ditambah lagi, pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir dinilai relatif stabil, sehingga investor pun tertarik pada instrumen SUN. Apalagi, level yield yang ditawarkan masih sangat menarik buat investor alias tinggi. Ini tercermin dari tenor 10 tahun yang berada di atas 8% pada pembukaan pasar pagi ini. Sedangkan dari sisi global, sentimen penyebaran Covid-19 yang relatif mereda ikut jadi sentimen positif bagi lelang SUN.
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang SUN kali ini cukup tinggi. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri acuan tenor 10 tahun berada di 8,07% dan seri dengan tenor 5 tahun 7,48%.
Padahal yield SUN tenor 10 tahun seri FR0082 sempat mencapai level 6,49% yang merupakan terendah tahun ini pada 18 Februari lalu. Sedangkan yield terendah SUN seri FR0081 bertenor lima tahun mencapai level terendah pada 25 Februari lalu. Waktu itu, yield seri FR0081 hanya 5,65%.
Baca Juga: Kurs rupiah stabil, lelang SUN Selasa (12/5) ramai peminat
Edy mengatakan, yield diprediksi masih akan volatile. Pergerakan yield dipengaruhi perkembangan pemulihan dampak dari virus corona atau Covid-19, baik secara penyebaran maupun dampak ekonomi secara global dan domestik.
"Proyeksi ke depan, yield untuk tenor 10 tahun masih di level 7,85% hingga 8,10%. Sedangkan untuk tenor 5 tahun, yield akan berada di level 7,3% hingga 7,5%," ungkapnya.
Sementara itu, Edy menjelaskan target lelang pemerintah kali ini yang mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 40 triliun searah dengan kebijakan peningkatan defisit anggaran menjadi 5%. Adapun tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid-19 seperti peningkatan anggaran kesehatan, jaring pengaman sosial, hingga insentif untuk industri dalam bentuk keringanan pajak.
Baca Juga: Penawaran Rp 73 triliun, pemerintah hanya menyerap Rp 20 triliun pada lelang SUN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News