kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield SUN kembali menanjak, investor masih wait and see


Senin, 02 Maret 2020 / 21:48 WIB
Yield SUN kembali menanjak, investor masih wait and see
ILUSTRASI. Yield SUN kembali naik seiring masuknya virus corona ke Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

Hanya saja, Rio menilai stimulus yang dirilis BI belum cukup kuat untuk melawan aksi jual dari investor asing. Ke depan, kondisi pasar masih belum bisa dipastikan, sampai isu penyebaran corona di Tanah Air bisa mereda. 

Adapun terkait salah satu stimulus BI yang memperkenankan investor asing untuk menjual atau melepas SBN dan memasukkannya ke rekening rupiah, untuk kemudian digunakan sebagai underlying membeli Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), masih disangsikan oleh Rio. 

"Nah, soal DNDF ini saya masih agak sangsi apakah foreign investor bisa menilik dan menganggap hal tersebut sebagai opsi atau tidak," ujarnya.

Meskipun begitu, dia meyakini stimulus yang digelontorkan BI sementara ini cukup efektif, apalagi nilai tukar rupiah berhasil menguat sementara. Untuk itu, Rio menilai sekarang jadi waktu yang menarik bagi investor untuk mencari level beli semurah mungkin.

Baca Juga: Seri-seri pendek akan banyak diminati pada lelang SUN, Selasa (3/3)

Untuk saat ini, Rio menyarankan, investor untuk melirik SUN dengan tenor pendek. Mengingat, harga SUN tenor jangka pendek cenderung lebih aman dari risiko penurunan yang sangat tajam. 

Untuk sebulan ke depan SUN dengan tenor 5 tahun diperkirakan berada di kisaran 5,75% hingga 6,75%, sedangkan untuk SUN tenor acuan 10 tahun berada di rentang 6,45% - 6,65%. 

"Sikap investor sekarang harusnya wait and see, tapi kalau mau average buying juga tidak apa-apa," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×