kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Yield SUN kembali menanjak, investor masih wait and see


Senin, 02 Maret 2020 / 21:48 WIB
Yield SUN kembali menanjak, investor masih wait and see
ILUSTRASI. Yield SUN kembali naik seiring masuknya virus corona ke Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan yield Surat Utang Negara (SUN) kompak menguat seiring keputusan Bank Indonesia (BI) yang mengeluarkan stimulus baru demi menjaga stabilitas ekonomi Tanah Air di tengah sentimen virus corona yang menghantam Indonesia.

Mengutip Bloomberg, yield SUN acuan terus mengalami kenaikan. Senin (2/3), SUN acuan tenor 5 tahun yakni FR0081 berada di level 6,110%. Posisi ini naik dari Jumat (28/2) yang berada di 6,102%. Padahal level terendah untuk yield SUN acuan 5 tahun ini sempat tercipta pada 25 Februari lalu, kala itu yield SUN di level 5,647%.

Setali tiga uang, yield SUN acuan 10 tahun juga kembali terkerek. Hari ini, yield SUN FR0082 yang merupakan acuan 10 tahun ada di 6,934%. Posisi ini naik dari Jumat (28/2) yang masih di 6,910%. Level terendah yield untuk FR0082 tercipta pada 18 Februari lalu, kala itu yield SUN ini ada di 6,495%. 

Baca Juga: Kinerja reksadana pendapatan tetap paling mantap sepanjang 2020

Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengatakan, penyebaran virus corona yang masih masif membuatnya sulit menebak sampai kapan tren penurunan kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) berlangsung. 

Di sisi lain, pergerakan nilai tukar rupiah yang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi mendorong yield SUN terus untuk melaju naik. 

"Belum tahu akan berapa lama, karena isunya force major. Seberapa kuat BI memberikan stimulus pun kami belum tahu," kata dia, Senin (2/3). 

Hanya saja, Rio menilai stimulus yang dirilis BI belum cukup kuat untuk melawan aksi jual dari investor asing. Ke depan, kondisi pasar masih belum bisa dipastikan, sampai isu penyebaran corona di Tanah Air bisa mereda. 

Adapun terkait salah satu stimulus BI yang memperkenankan investor asing untuk menjual atau melepas SBN dan memasukkannya ke rekening rupiah, untuk kemudian digunakan sebagai underlying membeli Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), masih disangsikan oleh Rio. 

"Nah, soal DNDF ini saya masih agak sangsi apakah foreign investor bisa menilik dan menganggap hal tersebut sebagai opsi atau tidak," ujarnya.

Meskipun begitu, dia meyakini stimulus yang digelontorkan BI sementara ini cukup efektif, apalagi nilai tukar rupiah berhasil menguat sementara. Untuk itu, Rio menilai sekarang jadi waktu yang menarik bagi investor untuk mencari level beli semurah mungkin.

Baca Juga: Seri-seri pendek akan banyak diminati pada lelang SUN, Selasa (3/3)

Untuk saat ini, Rio menyarankan, investor untuk melirik SUN dengan tenor pendek. Mengingat, harga SUN tenor jangka pendek cenderung lebih aman dari risiko penurunan yang sangat tajam. 

Untuk sebulan ke depan SUN dengan tenor 5 tahun diperkirakan berada di kisaran 5,75% hingga 6,75%, sedangkan untuk SUN tenor acuan 10 tahun berada di rentang 6,45% - 6,65%. 

"Sikap investor sekarang harusnya wait and see, tapi kalau mau average buying juga tidak apa-apa," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×