Reporter: Adi Wikanto, Akhmad Suryahadi, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang suka berburu dividen wajib tahu kabar ini. PT Astra International Tbk (ASII) akan melakukan pembayaran dividen saham dengan rasio terhadap harga saham atau yield yang besar, hampir mencapai 10%.
Manajemen Astra Internasional mengusulkan untuk pembayaran dividen final sebesar Rp 552 per saham. Keputusan ini seiringan dengan pencapaian emiten berkode ASII di 2022.
Pada perdagangan Senin 27 Februari 2023, harga saham ASII berada di level 5.800, naik 50 poin atau 0,87%. Dengan harga tersebut, yield atau rasio dividen terhadap harga saham ASII mencapai 9,52%.
Sebagai pembanding, bunga deposito rupiah di bank umum yang mendapat penjaminan Lembag Penjamin Simpanan (LPS) pada periode Februari-Mei 2023 hanya 4%. Sedangkan bunga deposito rupiah di BPR hanya 6%.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan nilai pembayaran dividen saham ASII itu lebih besar dari tahun sebelumnya di Rp 194 per saham. Usul pembayaran dividen saham ASII ini akan dibawa dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ASII pada April 2023 mendatang.
"Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp 88 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2022," jelas dia dalam keterangan yang diterima Kontan, Senin (27/2).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Usulkan Kenaikan Dividen pada RUPS April 2023
Walhasil total dividen yang akan diusulkan tahun buku 2022 menjadi Rp 640 per saham. Nilai tersebut melonjak dari total dividen tahun buku 2021 yang hanya Rp 229 per saham.
Kinerja Astra Internasional
Kenaikan rencana pembayaran dividen saham ASII lantaran kinerja Astra International tumbuh sepanjang tahun 2022 lalu. ASII membukukan laba bersih senilai Rp 28,94 triliun atau naik 43% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Perlu dicatat, laba bersih ini dengan memperhitungkan penyesuaian nilai wajar dari investasi ASII di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Nah, laba bersih ASII yang tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi Grup di GOTO dan HEAL mencapai Rp 30,5 triliun. Raihan ini 51% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021.
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan, kenaikan laba ini merefleksikan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup Astra, terutama bisnis alat berat dan pertambangan, otomotif serta jasa keuangan.
“Astra mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada tahun 2022, yang mencerminkan pemulihan ekonomi Indonesia yang kuat dan harga komoditas yang tinggi. Meskipun terdapat ketidakpastian terkait proyeksi ekonomi global, termasuk kemungkinan harga komoditas yang lebih rendah, kami tetap yakin dengan prospek jangka pendek Grup,” terang Djony.
Secara rinci, laba bersih divisi otomotif ASII naik 33% menjadi Rp 9,7 triliun, merefleksikan volume penjualan yang lebih tinggi. Penjualan mobil di bawah naungan Astra pada tahun 2022 meningkat 17% menjadi 574.000 unit.
Penjualan sepeda motor Astra Honda Motor meningkat 2% menjadi 4,0 juta unit pada tahun 2022. Pertumbuhan penjualan terkendala oleh masalah pasokan semikonduktor pada pertengahan tahun, dengan sedikit penurunan pangsa pasar.
Bisnis komponen otomotif ASII lewat PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun, meningkat 117% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih ini terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pabrikan dan pasar suku cadang pengganti.
Baca Juga: Penjualan Mobil Diproyeksi Moderat, Simak Rekomendasi Saham Astra (ASII)
Laba bersih divisi jasa keuangan ASII meningkat 22% menjadi Rp 6,0 triliun pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen.
Laba bersih ASII dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat sebesar 107% menjadi Rp 12,7 triliun.
Melonjaknya laba bersih divisi ini terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan batubara yang diuntungkan oleh harga batubara yang sangat tinggi.
Divisi infrastruktur dan logistik ASII mencatatkan kenaikan laba bersih yang signifikan, dari semula Rp 69 miliar menjadi Rp 527 miliar. Lonjakan ini terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol.
Dari divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) mencatatkan kenaikan laba bersih 12% menjadi Rp 75 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha.
Baca Juga: Bisa Raih Pendapatan di Atas Rp 100 Triliun, Simak Rekomendasi Sejumlah Saham Ini
Divisi properti ASII melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp129 miliar. Kenaikan laba bersih ini terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan serah terima unit di Arumaya yang dimulai pada akhir tahun 2022.
Namun, laba bersih dari divisi agribisnis ASII yang dijalankan lewat PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menurun 12% menjadi Rp 1,4 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah, yang terdampak dari ketentuan larangan ekspor Indonesia yang diberlakukan selama beberapa bulan pada tahun 2022.
Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun 22% menjadi 1,5 juta ton. Namun, harga minyak kelapa sawit meningkat 15% menjadi Rp 12.948 per kg.
Itulah rencana pembayaran dividen saham ASII dengan yield hampir 10%. Mantab bukan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News