kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut


Senin, 29 Maret 2021 / 21:02 WIB
Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ramai-ramai mulai membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Analis memproyeksikan secara keseluruhan yield dividen akan turun dibandingkan tahun lalu.

Pada Senin (29/3), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengumumkan akan membagikan dividen untuk tahun buku 2020.

BCA memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 530 per saham atau 48% dari total laba bersih tahun buku 2020. SMGR memutuskan membagikan dividen 40% atau Rp 1,12 triliun dari laba bersih 2020. Sementara itu, BBNI memutuskan membagikan dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun buku 2020 sekitar Rp 820,1 miliar.

Mengacu hal tersebut, maka yield dividen dari BBCA dan SMGR tahun ini akan naik dibandingkan tahun lalu. Adapun BBCA memiliki yield dividen 1,66% atau naik tipis dari tahun lalu sebesar 1,65% dan SMGR di level 1,68% juga naik dari tahun lalu 0,42%. Sedangkan, yield dividen BBNI turun menjadi 0,72% dari tahun lalu sebesar 2,72%.

Analis Pilarmas Investindo, Okie Setya Ardiastama menilai yield yang besar cukup menarik. 

Baca Juga: Gelar RUPST, BCA bagikan dividen Rp 530 per saham dan angkat 2 direktur baru

"Yield dari dividen tersebut serta nominal dari dividen dapat menjadi pertimbangan investor, khususnya institusi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/3).

Sementara untuk BBNI, pihaknya melihat komitmen dari perusahaan dalam menjaga nilai perusahaan di mata investor cukup baik, meskipun beberapa terdapat penurunan dari nominal dividen. Perlambatan kinerja di tahun 2020 cukup memberikan tekanan bagi perusahaan.

"Namun kami melihat adanya peluang dari membaiknya kinerja di tahun 2021 ini. Sehingga kami lebih melihat saat ini strategi investasi dalam jangka panjang cukup tepat. Namun pengelolaan aset alokasinya saja yang perlu disesuaikan dengan strategi masing - masing," jelasnya.

Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani menuturkan secara keseluruhan, yield dividen tahun ini kemungkinan besar akan turun dibandingkan tahun 2020 kemarin. Hal ini karena pada bulan-bulan pembagian dividen tahun lalu (sekitar Maret 2020), IHSG terkoreksi cukup dalam sedangkan kinerja emiten-emiten di tahun 2019 masih baik.

"Sedangkan untuk tahun ini, kinerja saham secara harga cenderung sudah membaik sedangkan kinerja di tahun 2020 kurang memuaskan, sehingga potensi pembagian dividend kemungkinan besar lebih kecil dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Kendati begitu, Hendriko menegaskan agar investor lebih jeli untuk melihat potensi kinerja emiten di tengah pembagian dividen. 

Ia menyarankan untuk investor yang berminat membeli saham-saham berdividen besar seperti ADRO dan PTBA, maka perlu memperhatikan pertumbuhan berkelanjutan dari emiten-emiten tersebut. Apakah emiten yang membagikan dividen besar itu berpotensi membukukan kinerja yang baik di tahun ini.

Hal ini karena beberapa emiten yang memberikan dividen besar berada pada sektor cyclical dan apabila tidak didukung oleh siklusnya, walaupun dividen yield saham tersebut besar, berpotensi membukukan penurunan kinerja dan juga penurunan harga sahamnya.

Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) bagi dividen Rp 820,1 miliar, begini rekomendasi analis

"Untuk ADRO dan PTBA sebenarnya berada pada fase yang menarik karena siklus batu bara yang saat ini sedang berada pada harga yang tinggi," sebutnya.

Sementara, untuk emiten yang telah mengumumkan pembagian dividen hari ini, dirinya juga menilai positif. Seperti BBCA dan BBNI menurutnya masih menarik untuk dikoleksi melihat industri perbankan tidak memiliki masalah dalam likuiditasnya.

"SMGR juga dapat dikoleksi melihat industri properti dan konstruksi yang sedang menggeliat dan berpotensi menyokong pertumbuhan sektor semen," tuturnya.

Karenanya, ia merekomendasikan target awal, secara teknikal, BBCA di harga Rp 33.000 - Rp 33.200, BBNI di level Rp 6.400, dan SMGR di rentang Rp 11.700 - Rp 12.000.

Sementara, Pilarmas Investindo juga merekomendasikan beli untuk saham BBCA dengan target harga Rp 34.450 dan BBNI dengan target harga Rp 7.900.

Selanjutnya: Semen Indonesia (SMGR) akan tebar dividen Rp 1,12 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×