kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut


Senin, 29 Maret 2021 / 21:02 WIB
Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani menuturkan secara keseluruhan, yield dividen tahun ini kemungkinan besar akan turun dibandingkan tahun 2020 kemarin. Hal ini karena pada bulan-bulan pembagian dividen tahun lalu (sekitar Maret 2020), IHSG terkoreksi cukup dalam sedangkan kinerja emiten-emiten di tahun 2019 masih baik.

"Sedangkan untuk tahun ini, kinerja saham secara harga cenderung sudah membaik sedangkan kinerja di tahun 2020 kurang memuaskan, sehingga potensi pembagian dividend kemungkinan besar lebih kecil dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Kendati begitu, Hendriko menegaskan agar investor lebih jeli untuk melihat potensi kinerja emiten di tengah pembagian dividen. 

Ia menyarankan untuk investor yang berminat membeli saham-saham berdividen besar seperti ADRO dan PTBA, maka perlu memperhatikan pertumbuhan berkelanjutan dari emiten-emiten tersebut. Apakah emiten yang membagikan dividen besar itu berpotensi membukukan kinerja yang baik di tahun ini.

Hal ini karena beberapa emiten yang memberikan dividen besar berada pada sektor cyclical dan apabila tidak didukung oleh siklusnya, walaupun dividen yield saham tersebut besar, berpotensi membukukan penurunan kinerja dan juga penurunan harga sahamnya.

Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) bagi dividen Rp 820,1 miliar, begini rekomendasi analis

"Untuk ADRO dan PTBA sebenarnya berada pada fase yang menarik karena siklus batu bara yang saat ini sedang berada pada harga yang tinggi," sebutnya.

Sementara, untuk emiten yang telah mengumumkan pembagian dividen hari ini, dirinya juga menilai positif. Seperti BBCA dan BBNI menurutnya masih menarik untuk dikoleksi melihat industri perbankan tidak memiliki masalah dalam likuiditasnya.

"SMGR juga dapat dikoleksi melihat industri properti dan konstruksi yang sedang menggeliat dan berpotensi menyokong pertumbuhan sektor semen," tuturnya.

Karenanya, ia merekomendasikan target awal, secara teknikal, BBCA di harga Rp 33.000 - Rp 33.200, BBNI di level Rp 6.400, dan SMGR di rentang Rp 11.700 - Rp 12.000.

Sementara, Pilarmas Investindo juga merekomendasikan beli untuk saham BBCA dengan target harga Rp 34.450 dan BBNI dengan target harga Rp 7.900.

Selanjutnya: Semen Indonesia (SMGR) akan tebar dividen Rp 1,12 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×