Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sepanjang tahun 2015 mata uang negeri skaura mencatat performa lebih baik jika dibandingkan dengan yuan China dan Won Korea. Penguatan Yen didukung oleh perannya sebagai carry trade serta mata uang safe haven.
Lihat saja, sepanjang tahun lalu, pasangan USD/JPY hanya menguat tipis 0,003%. Sementara pasangan USD/CNY menanjak 4,6% dan USD/KRW naik 7,7%.
Analis Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo memperkirakan mata uang yen, yuan maupun won akan kembali tertekan penguatan USD di tahun ini. Kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga dapat mengangkat dollar AS.
Di sisi lain, belum ada sinyal pengetatan ekonomi baik dari China, Jepang, mapun Korea Selatan.
Masuknya yuan dalam keranjang Special Drawing Rights (SDR) IMF juga tidak menjamin penguatan. “Mata uang SDR lain pun melemah terhadap USD,” ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, kondisi ekonomi global di tahun ini belum akan banyak berubah dari tahun lalu. Perlambatan ekonomi di negara- negara Eropa hingga ke China masih berlanjut. Demikian juga dengan potensi melemahanya harga komoditas akibat sepinya permintaan atau tekanan dari dollar AS.
Jika kondisi semakin buruk, krisis ekonomi juga bisa terjadi. Kenaikan mata uang hanya bisa terjadi secara teknikal, yakni ketika harga sudah mendekati area oversold. Namun, jika terjadi krisis ekonomi global, yen memiliki peluang menguat paling besar dibanding yuan dan won.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/1) pukul 21.25 WIB, pasangan USD/JPY tergerus 1,19% ke level 119,12 dibanding sehari sebelumnya. Selanjutnya pasangan USD/CNY menguat 0,60% ke level 6,5325 dan pairing USD/KRW naik 1,29% ke level 1.187,63.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News