Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Mata uang Asia kompak menunduk di hadapan dollar AS. Perbedaan kebijakan ekonomi The Fed negara Bank Sentral di negara-negara Asia telah mengangkat pamor USD.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/1) pukul 16.25 WIB, pasangan USD/JPY tergerus 1,29% ke level 119,00 dibanding sehari sebelumnya. Selanjutnya pasangan USD/CNY menguat 0,58% ke level 6,5313 dan pairing USD/KRW naik 1,29% ke level 1.187,63.
Sementara jika dilihat sepanjang tahun 2015, pasangan USD/JPY menguat tipis 0,003%. Sementara pasangan USD/CNY menanjak 4,6% dan USD/KRW naik 7,7%.
Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures mengatakan, mata uang yen cenderung melemah tipis di tengah perbedaan kebijakan ekonomi antara The Fed dan Bank Sentral Jepang (BOJ).
Berbeda dengan The Fed yang mulai mengetatkan kebijakan, BOJ justru terus membuka sinyal untuk menambah stimulus ekonomi. “Jika dilihat tiga tahun ke belakang, yen lebih buruk dibanding yuan dan won,” ujarnya.
Sementara tahun ini JPY paling stabil karena diuntungkan oleh perannya sebagai mata uang carry trade serta safe haven. Mata uang carry trade akan menguat ketika harga saham berjatuhan, demikian juga dengan safe haven yang dicari saat saham jatuh atau terjadi konflik.
Hal serupa terjadi pada mata uang yuan. Stimulus ekonomi yang dilakukan oleh Bank Sentral China (PBoC) membuat yuan tergerus di depan USD. Namun penurunan tidak cukup dalam mengingat AS sendiri turut menjaga penguatan mata uang negeri panda.
Maklum, China menguasai sebagian besar obligasi AS sehingga turunnya mata uang yuan akan turut memberi sentimen negatif pada USD.
Sementara, China sendiri justru menginginkan mata uangnya melemah agar ekspor negara tersebut lebih kompetitif. “Tahun 2015 mata uang yuan termasuk stabil,” imbuh Wahyu.
Pelemahan paling dalam terjadi pada mata uang won. Bank of Korea (BOK) bulan lalu menahan suku bunga acuan dalam enam bulan berturut- turut di level 1,5% meski ekonomi mulai membaik.
Wahyu memaparkan, rata-rata suku bunga di Korea Selatan dari tahun 1999 hingga 2015 adalah 3,52%. Korea mencatat kebijakan suku bunga tertinggi pada Oktober 2000 yakni sebesar 5,25% dan terendahnya pada Juni 2015 yakni 1,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News