Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya menargetkan di sepanjang tahun ini dapat menjaring 250.000 investor pasar modal. Namun, melansir data terakhir Kustodian Sentral Efek (KSEI) per 23 Oktober 2019 target tersebut hingga saat ini mampu dilewati bahkan delapan kali lipat dari target awal.
Melansir data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 23 Oktober 2019, tercatat pertumbuhan SID sudah mencapai 2,28 juta di mana jumlah investor C-Best atau saham sudah mencapai 1,05 juta investor.
Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Melonjak Hingga 62%
Kemudian investor reksadana jumlahnya sudah 1,6 juta lebih banyak dibanding investor saham. Adapun jumlah investor surat berharga negara (SBN) juga mengalami peningkatan menjadi 302.321 investor dari sebelumnya 195.277 investor di sepanjang 2018.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyatakan data perolehan investor pasar modal naik signifikan karena gencarnya Bursa melakukan sosialisasi dan penyederhanaan pembuatan Single Investor Identification (SID).
“Keberhasilan Bursa menjaring investor ini karena jaringan distribusi pasar modal semakin luas. BEI punya 29 kantor representatif, kemudian 434 galeri investasi di seluruh Indonesia, dan komunitas investasi sebanyak 451 komunitas,” jelas Inarno belum lama ini.
Selain itu, Inarno menjelaskan pencapaian ini mampu diraih karena adanya simplifikasi atau penyederhanaan pembuatan ID yang hanya membutuhkan waktu sehari saja sehingga jumlah investor bisa tumbuh signifikan di sepanjang 2019.
Di sepanjang 2019, BEI menargetkan mampu memperoleh pendanaan atau raising fund di atas Rp 200 triliun. Hingga Oktober 2019, perolehan angkanya sudah menyentuh hampir Rp 150 triliun.
Baca Juga: Investor pasar modal lebih dari 2 juta, ini ulasan kinerja BEI hingga Oktober 2019
Adapun pada awal tahun Bursa juga menargetkan mampu mencatatkan 76 efek baru baik itu dari saham, obligasi, EBA, ETF, DIRE, dan DINFRA. Khusus untuk IPO saham targetnya sebanyak 57 emiten.
Hingga 23 Oktober 2019, perusahaan yang berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa sebanyak 42 perusahaan. Sisanya, sudah tercatat di pipeline IPO sebanyak 35 calon emiten.
Namun, pada 31 Oktober 2019 kemarin, Nyoman kembali memperbarui pipeline IPO yakni ada 36 perusahaan yang bakal melantai di Bursa.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menyatakan 36 perusahaan itu menggunakan laporan keuangan Juni 2019 sehingga tidak ada yang di carry over ke 2020. Namun, sayang Nyoman belum bisa mengumumkan daftar pipeline IPO tersebut.
Nyoman berharap pencatatan saham perdana hingga akhir tahun bisa menembus 57 emiten.
Baca Juga: Nippon Indosari (Sari Roti) Siap Menjalankan Pabrik Baru di Banjarmasin dan Pekanbaru