Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Sementara sebelumnya, WIKA berencana menyiapkan capex sebesar Rp 10,6 triliun dengan asumsi mendapatkan PMN sebesar Rp 4 triliun. Capex tersebut akan diandalkan dari kas internal sebesar Rp 4,6 triliun dan selebihnya dari eksternal.
Sekitar Rp 1,9 triliun awalnya direncanakan untuk pengembangan usaha, Rp 5,7 triliun untuk pengembangan usaha untuk proyek PMN, Rp 1,6 triliun untuk pengembangan anak usaha.
Untuk memperkuat ekuitasnya, WIKA berencana melepas saham anak usahanya melalui Initial Publik Offering (IPO) yakni PT Wika Realty maksimal 30% dengan target perolehan dana Rp 1,1 triliun.
Hanya saja, Suradi mengatakan rencana IPO tersebut masih belum final. Saat ini perseroan masih melakukan pengkajian dan berkonsultasi dengan finansial advisory. "Rencana ini belum final. Kita masih terus melihat perkembangan, apalagi dengan adanya rencana holding BUMN," jelasnya.
Sedangkan rencana IPO PT WIKA Gedung dipastikan tidak akan terjadi tahun ini. Pasalnya, WIKA masih melangsungkan proses pemisahan usaha (spin off) departemen gedung yang saat ini di bawah perseroan dan nantinya akan digabung ke Wika Gedung.
Suradi bilang, proses pemisahan spin off tersebut dilakukan secara bertahap sehingga tahun ini masih akan menjadi tahun konsolidasi bagi anak usahanya tersebut. Dia bilang, Wika Gedung butuh waktu untuk melakukan penyesuaian administrasi. "Kemungkinan IPO-nya baru bisa dilakukan tahun 2017," tandas Suradi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News