kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.794   37,00   0,22%
  • IDX 8.646   36,29   0,42%
  • KOMPAS100 1.197   8,91   0,75%
  • LQ45 860   6,19   0,73%
  • ISSI 309   1,58   0,51%
  • IDX30 440   1,54   0,35%
  • IDXHIDIV20 513   2,02   0,39%
  • IDX80 134   0,88   0,66%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 141   0,83   0,59%

Diversifikasi Astra International (ASII) ke Sektor Kesehatan Dinilai Menjanjikan


Senin, 22 Desember 2025 / 19:40 WIB
Diversifikasi Astra International (ASII) ke Sektor Kesehatan Dinilai Menjanjikan
ILUSTRASI. Simak analisis prospek Astra (ASII) di sektor kesehatan, investasi Halodoc, Hermina, Heartology, dan dampaknya terhadap laba 2026. (Dok/ASII )


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah diversifikasi PT Astra International Tbk (ASII) ke sektor layanan kesehatan dinilai memiliki potensi yang menjanjikan dan berpeluang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan baru bagi Grup Astra pada tahun 2026.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Abida Massi Armand menilai investasi ASII yang mencapai Rp 8,6 triliun baik untuk platform digital seperti Halodoc maupun infrastruktur fisik berupa Rumah Sakit Hermina (HEAL) dan Heartology diperkirakan mulai memberikan kontribusi laba yang lebih stabil seiring meningkatnya skala dan kematangan operasional.

"Diversifikasi ini dinilai sebagai langkah strategis yang menguntungkan untuk meningkatkan produktivitas aset dan mengkompensasi tekanan pada imbal hasil ekuitas (Return on Equity) di sektor tradisional," kata Abida kepada Kontan, Senin (22/12/2025).

Baca Juga: Begini Rencana Investasi Astra International (ASII) di Sektor Kesehatan

Sejumlah sentimen positif mendukung prospek tersebut, antara lain kuatnya permintaan layanan kesehatan domestik, potensi sinergi antara layanan telemedis dan jaringan rumah sakit fisik, serta penerapan disiplin alokasi modal melalui proses peninjauan portofolio strategis yang tengah berjalan.

Meski begitu, terdapat sejumlah tantangan yang perlu dicermati, khususnya terkait regulasi BPJS Kesehatan, seperti penerapan skema Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang berpotensi memperketat proses klaim dan menekan margin operasional rumah sakit.

Namun, implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) di jaringan rumah sakit dinilai dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dan memitigasi risiko kenaikan beban biaya.

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menyampaikan diversifikasi yang dilakukan oleh ASII utamanya ke sektor pelayanan kesehatan cukup positif secara jangka menengah panjang, meskipun kontribusi ke laba konsolidasi pada 2026 masih akan bertahap. 

Investasi ASII di Halodoc, Rumah Sakit Hermina, dan Heartology dipandang sebagai strategi untuk membangun portofolio bisnis yang lebih defensif dan berkelanjutan. Langkah tersebut sejalan dengan tren peningkatan belanja kesehatan serta masih luasnya peluang pertumbuhan pada segmen layanan spesialis di Indonesia.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham ASII, ICBP, ISAT, JPFA dan PGAS untuk Senin (15/12)

Sejumlah sentimen lain yang perlu dicermati antara lain pertumbuhan kelas menengah, ekspansi kepesertaan BPJS Kesehatan, serta potensi sinergi dalam ekosistem bisnis Astra.

"Meski begitu, investor patut untuk mencermati juga terkait dengan tingginya kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) di segmen ini," ucap Miftahul kepada Kontan, Senin (22/12/2025).

Akumulasi Bertahap

Abida menyarankan investor menyikapi posisi ASII secara objektif dengan memanfaatkan momentum koreksi harga untuk melakukan akumulasi bertahap atau buy on weakness. Mengingat valuasi saham yang saat ini diperdagangkan di bawah rata-rata historis 5 tahun, investor disarankan fokus pada fundamental perusahaan yang kuat dan konsistensi pembagian dividen yang menarik. 

Pemantauan terhadap hasil tinjauan strategis portofolio dan keberhasilan model bisnis hibrida otomotif juga menjadi kunci dalam menilai potensi re-rating nilai perusahaan di masa depan.

Baca Juga: Prospek Astra International (ASII) Efek Rilis Veloz Hybrid dan Insentif Pemerintah

Abida mempertahankan rekomendasi buy untuk ASII dengan target harga jangka panjang yang mencerminkan optimisme terhadap proses transformasi bisnis perusahaan. Target harga ditetapkan pada level Rp 7.450, yang didukung oleh proyeksi pertumbuhan laba inti serta imbal hasil dividen (dividend yield) yang atraktif. 

Valuasi ini dinilai realistis dengan mempertimbangkan visibilitas laba yang meningkat dari sektor layanan kesehatan dan pemulihan bertahap pada segmen otomotif menuju tahun 2026.

Sementara itu, Miftahul merekomendasikan hold saham ASII dengan target harga Rp 7.000 per saham untuk jangka 12 bulan ke depan.

Selanjutnya: Jelang Sidang Perdana, Pengacara Sebut Nadiem Masih Dirawat di Rumah Sakit

Menarik Dibaca: Promo HokBen Hari Ibu 22-24 Desember 2025, Paket Makan Berdua Cuma Rp 30.000-an/Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×