Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Wijaya Karta (Persero) Tbk (WIKA) melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Serang Panimbang menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dengan Badan Pengusahaan Jalan Tol (BPJT) dan Perjanjian Penjaminan Proyek Tol Serang-Panimbang dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PPI).
Penandatangan dilakukan oleh Direktur Teknit PT Wijaya Karya Serang Panimbang Mulyana dengan Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna dan Dirut PPI Sintya Rusli di hadapan Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimujono dan Jaksa Agung M Prasetyo, Rabu (22/2).
Jalan Tol Serang Panimbang merupakan salah satu dari empat ruas jalan tol kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU) yang mendapat dukungan pemerintah dalam bentuk penjaminan bersama dari Kementerian Keuangan dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII)
Sebelumnya, WIKA telah membentuk anak perusahaan baru PT Wijaya Karya Serang Panimbang sebagai badan usaha yang akan menangani proyek investasi Jalan Tol Serang – Panimbang.
Dalam struktur kepemilikan, WIKA memiliki saham sebesar 80% dan sisanya dimiliki oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) sebesar 15%, dan PT Jababeka Infrastruktur sebesar 5%.
Pembentukan entitas anak tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian usaha patungan (PUP) dan akta pendirian PT Wijaya Karya Serang Panimbang yang dilakukan oleh Direktur Operasi III WIKA Destiawan Soewardjono, Direktur Utama PT Jababeka Infrastruktur Tjahjadi Rahardja, dan disaksikan oleh Manajemen PTPP di WIKA Tower Jakarta, Jumat (17/2) yang baru lalu.
Dalam sambutannya, Destiawan menyampaikan WIKA menyambut baik terbentuknya PT Wijaya Karya Serang Panimbang ini. “Kami berharap dengan berdirinya perusahaan ini, kelak pembangunan infrastruktur dan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Serang secara dan banten khususnya, dapat tumbuh dan berkembang pesat,” ujarnya.
Jalan tol Serang – Panimbang merupakan satu dari proyek strategis nasional (PSN) yang ditetapkan oleh Pemerintah. Jalan tol ini dibangun sebagai penunjang pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Dengan panjang yang mencapai 83,677 km, pengerjaan proyek ini membutuhkan total investasi senilai Rp5,329 triliun. Pencapaian kontrak baru hingga Pekan ke-II Februari 2017 diproyeksikan akan melebihi Rp7 triliun atau 16,18% dari target kontrak baru sebesar 2017 sebesar Rp43,245 triliun atau naik lebih dari lima kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa proyek yang telah diperoleh antara lain: Proyek pembangunan Integrated Tank Storage Terminal, Transpark Cibubur, PLTU Cilacap 1 x 100 MW, Jakarta International Equistrian, Jetty and Logistic Services di Lamongan, Pembangunan jembatan Soebada, Timor Leste, Pembangunan jalan dan Jembatan Natar Boa, Timor Leste, Pembangunan PLTU Sulsel Baru 1x100 MW, dan Pembangunan Jalan dan Penataan Pantai Kuta, Mandalika, Lombok.
Tahun 2017, WIKA memproyeksikan target Penjualan (termasuk Penjualan KSO) sebesar Rp25,747 triliun triliun atau naik 32,81% dari target tahun 2016 sebesar Rp17,29 triliun.
Sementara laba yang dapat diatribusikan ke Pemilik Entitas Induk Tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp1,219 triliun atau naik 20% dari prognosa tahun 2016 sebesar 1,009 triliun. Komposisi perolehan kontrak bari tahun 2017 diproyeksikan berasal dari Pemerintah 29,8%; BUMN 30%; Swasta 40,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News