kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.617   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.051   -15,35   -0,19%
  • KOMPAS100 1.106   2,18   0,20%
  • LQ45 772   0,26   0,03%
  • ISSI 289   -0,19   -0,07%
  • IDX30 404   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   -1,30   -0,29%
  • IDX80 122   0,02   0,02%
  • IDXV30 130   -0,81   -0,62%
  • IDXQ30 128   0,67   0,53%

Wika Gedung (WEGE) Bidik Kontrak Jumbo di Sisa 2025, Cek Rekomendasi Analis


Rabu, 15 Oktober 2025 / 19:52 WIB
Wika Gedung (WEGE) Bidik Kontrak Jumbo di Sisa 2025, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi pada proyek pembangunan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, Selasa (6/6/2023). PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) tengah memburu kontrak jumbo untuk mengejar target tahunan yang masih jauh dari harapan.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) tengah memburu kontrak jumbo untuk mengejar target tahunan yang masih jauh dari harapan.

Hingga pertengahan Oktober 2025, emiten konstruksi pelat merah ini baru mengantongi kontrak baru sekitar Rp 116 miliar atau 6% dari target Rp 1,9 triliun.

Direktur Pemasaran & QHSE WEGE, Tomo Dwihasputro, mengatakan perubahan fokus pemerintahan baru serta kebijakan efisiensi anggaran memengaruhi capaian kontrak perseroan.

Meski begitu, WEGE tetap optimistis target akhir tahun bisa tercapai berkat sederet proyek besar yang kini tengah dalam proses tender.

Baca Juga: CPIN Kantongi Laba Rp 1,9 Triliun di Semester I-2025, Cek Rekomendasi Analis

“Saat ini ada enam proyek yang sedang berproses dan ditargetkan bisa dikantongi di kuartal terakhir tahun ini,” ujar Tomo dalam Media Gathering WEGE, Rabu (15/10).

Salah satu proyek besar yang diincar WEGE adalah pembangunan gedung lembaga legislatif dan yudikatif di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan nilai total sekitar Rp 8 triliun.

Proyek ini berada di bawah naungan Otorita IKN (OIKN), dan WEGE berencana mengikuti tender melalui kerja sama operasional (KSO) dengan kontraktor lain.

Selain itu, WEGE juga menanti hasil tender proyek rumah susun di Provinsi DKI Jakarta dengan dua paket pekerjaan, masing-masing senilai Rp 250 miliar.

Proyek lain yang dibidik berada di Kota Medan, mencakup pembangunan gedung lembaga jasa keuangan dan perusahaan BUMN sektor keuangan.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Menguat di Akhir September 2025, Cek Rekomendasi Analis

“Untuk dua proyek itu kami belum ditetapkan sebagai pemenang, tetapi dalam proses tender kami menempati peringkat pertama,” ungkap Tomo.

WEGE juga tengah mengikuti beauty contest untuk proyek pembangunan gedung BUMN di sektor kesehatan dengan nilai sekitar Rp 1 triliun. Sama seperti proyek IKN, WEGE akan menggandeng kontraktor EPCC karena besarnya nilai proyek tersebut.

 

Proyek lain yang sedang ditunggu pengumumannya adalah proyek Kementerian Perhubungan di Medan, serta sejumlah proyek pendidikan seperti program Sekolah Rakyat (SR), gedung Universitas Brawijaya (UB), dan beberapa proyek di Bogor.

Menurut Tomo, WEGE kini menerapkan strategi pemasaran non-konvensional dengan menggandeng investor dan institusi pendidikan dalam mengembangkan proyek di luar tender reguler.

“Kami sebagai integrator harus bisa menjalin kerja sama dengan universitas agar bisa menciptakan proyek melalui pola kemitraan di luar tender konvensional,” jelasnya.

Baca Juga: Pergerakan IHSG Ditopang Saham Emiten di Papan Pengembangan, Cek Rekomendasi Analis

Analis menilai kinerja WEGE tahun ini masih di bawah ekspektasi. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebutkan bahwa kinerja WEGE belum pulih setelah pada semester I 2025 mencatatkan pendapatan Rp 907,81 miliar, turun 34,23% secara tahunan (YoY). Laba bersih pun anjlok 97,84% menjadi Rp 400,19 juta.

“Penurunan itu disebabkan oleh kenaikan biaya operasional,” kata Nafan kepada Kontan, Rabu (15/10).

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, memperkirakan kinerja WEGE di kuartal III hanya membaik tipis dibandingkan kuartal sebelumnya. Ia menyebut, realisasi backlog sebesar Rp 4,12 triliun menjadi penopang, meski margin masih tertekan dan risiko keterlambatan proyek tetap tinggi.

Menurutnya, potensi perbaikan bisa terjadi di kuartal IV seiring percepatan proyek.

“Prospek di 2026 akan lebih positif jika bisnis modular dan precast mendapatkan momentum serta restrukturisasi induk, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), berjalan baik,” ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×