Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) memulai tahun 2025 dengan prospek yang optimistis.
Perseroan sebelumnya menargetkan pertumbuhan pendapatan tahunan sekitar 5% secara tahunan (yoy), namun kemudian direvisi menjadi 3% atau setara Rp 57,8 triliun, seiring dengan melemahnya pasar data.
Pada kuartal I-2025, penggunaan data ISAT tercatat tumbuh 2% secara yoy, dan konsumsi data bulanan rata-rata per pengguna naik 7% secara yoy. Namun demikian, yield data perusahaan turun 5% secara yoy.
Baca Juga: Kinerja Emiten Semen Ikut Tertekan Penurunan Daya Beli, Cek Rekomendasi Analis
Analis INA Sekuritas, Arief Machrus, menilai kondisi ini menunjukkan adanya pergeseran pelanggan ke paket data yang lebih terjangkau secara berkelanjutan.
Menghadapi tekanan tersebut, Arief menyebut ISAT akan lebih mengandalkan dua proyek strategis untuk mencapai target pendapatan tahun ini, yaitu ekspansi di luar Jawa dan monetisasi teknologi berkembang.
Salah satu fokus utama adalah kerja sama multi-tahun untuk layanan GPU-as-a-service, yakni penyewaan GPU berbasis cloud yang memungkinkan perusahaan atau individu menggunakan daya komputasi GPU tanpa harus membeli perangkat kerasnya sendiri.
“Kesepakatan senilai US$ 30 juta ini diperkirakan mulai berkontribusi pada pendapatan di paruh kedua 2025,” sebut Arief dalam riset tertanggal 10 Juni 2025.
Apabila proyek ini berhasil, Arief menilai ketergantungan ISAT pada bisnis konsumen konvensional yang selama ini menjadi kontributor utama pendapatan akan berkurang. “Menjadi tanda pergeseran penting menuju layanan digital dengan margin lebih tinggi,” katanya.
Baca Juga: Kinerja Emiten Bahan Kimia Kurang Menggembirakan, Cek Rekomendasi Analis
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Ahmad Iqbal Suyudi, sependapat bahwa proyek ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja ISAT. Namun, menurut Ahmad, dampaknya belum akan langsung dirasakan oleh perseroan.
“Memang ada penambahan sumber pendapatan di luar bisnis telekomunikasi tradisional. Namun, kontribusinya mungkin masih terbatas pada jangka pendek ini,” kata Ahmad kepada Kontan, Kamis (12/6).
Dalam jangka pendek, Ahmad menilai sentimen utama yang memengaruhi kinerja ISAT masih berkaitan dengan daya beli dan persaingan pasar.
Menurutnya, pemulihan daya beli diperkirakan terjadi seiring dengan habisnya produk pre-register murah pada paruh pertama 2025, yang akan menjadi katalis positif bagi kinerja ISAT hingga akhir tahun. Namun demikian, persaingan harga di sektor jasa telekomunikasi diperkirakan tetap ketat.
Baca Juga: Sentimen Positif Dorong Saham Emiten Kesehatan di 2025, Cek Rekomendasi Analis
Secara keseluruhan, Ahmad merekomendasikan buy untuk saham ISAT dengan target harga Rp 2.400 per saham pada akhir tahun.
Sejalan dengan itu, Arief juga memberikan rekomendasi buy, dengan target harga akhir tahun di level Rp 2.900 per saham.
Selanjutnya: Prospek Batubara Indonesia Tertekan Pelemahan Harga & Penurunan Impor China
Menarik Dibaca: UGM Gaet Industri untuk Hilirisasi Riset, Sasar Pasar Ekspor Herbal Kosmetika
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News