Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan menerbitkan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) Rp 1 triliun. Targetnya, MTN terbit akhir tahun.
Saat ini, WIKA sedang menunjuk arranger untuk memuluskan rencana tersebut. Suradi, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan, dana hasil penerbitan MTN untuk merestrukturisasi profil kas dan utang.
WIKA memiliki beberapa proyek investasi harus dibiayai dari dana jangka pendek. Tenor MTN diperkirakan dua tahun.
"Paling lambat pada awal tahun ini, MTN itu sudah bisa diserap," ujar Suradi, Kamis (18/9). Perseroan ini lebih memilih MTN ketimbang obligasi karena proses penerbitan lebih mudah. Nah, untuk jangka panjang, WIKA mempersiapkan diri menerbitkan saham baru alias rights issue Rp 2 triliun. Rencana itu segera disampaikan ke DPR.
WIKA akan rights issue 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh pada 2016. Pada tahun itu, total kapitalisasi pasar WIKA diperkirakan Rp 20 triliun. Opsi rights issue dipilih karena WIKA investasi besar.
Selain dari proyek dalam negeri, WIKA juga tengah menjaring proyek luar negeri. Misalnya, WIKA membidik Myanmar, Arab Saudi, Timor Leste dan Malaysia. Per negara WIKA menargetkan bisa menggarap proyek US$ 100 juta hingga US$ 200 juta.
Hingga pekan pertama September 2014, WIKA telah membukukan kontrak baru Rp 11,35 triliun. Kontrak baru WIKA dari proyek Pyay Tower and Residence Myanmar sekitar Rp 1,5 triliun, pipeline Gresik Semarang Rp 900 miliar,conveyor system PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Rp 500 miliar, dan ekspansi Jakarta International Container terminal senilai Rp 409 miliar.
WIKA masih memiliki beberapa proyek lain. Namun, pendapatan kontrak baru WIKA sampai September ini baru 43,94% dari target kontrak baru Rp 25,83 triliun. Harga saham WIKA menguat 1,76% ke Rp 2.890 pada Jumat (19/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News