Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp 19,9 triliun hingga November 2024.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya mengatakan, perolehan tersebut meningkat sebesar 18% dibandingkan capaian bulan Oktober yang sebesar Rp16,9 triliun.
Kontribusi raihan nilai kontrak sebesar 66% berasal dari sektor infrastruktur & gedung.
“Lalu, sebesar 15% dari sektor energi & industrial plant, 14% sektor industri, dan 5% sektor properti,” ujarnya kepada Kontan, Senin (30/12).
Baca Juga: Peleburan BUMN Karya Jadi 3 Ditargetkan Rampung Maret 2025
Mahendra menyebutkan, WIKA masih menjajaki target raihan nilai kontrak baru di tahun 2025.
“Selain menyasar proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mendukung ketahanan nasional, WIKA juga siap melaksanakan proyek-protek EPCC yang menunjang ketahanan energi, dan industri hilirisasi,” ungkapnya.
Terkait upaya restrukturisasi utang, WIKA masih berkomunikasi dengan para pemegang obligasi dan sukuk yang belum mendapatkan persetujuan dalam RUPO dan RUPSU.
“WIKA masih berkomunikasi dengan para holder terkait update kondisi perseroan terkini dan mengapresiasi atas dukungan yang diberikan sejauh ini,” paparnya.
Sebagai informasi, WIKA mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) untuk Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 dan Obligasi Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022. Melansir keterbukaan informasi, RUPO digelar WIKA pada tanggal 16 Desember 2024.
Dalam kedua rapat tersebut, WIKA meminta persetujuan para pemegang Obligasi untuk pengesampingan pemenuhan kewajiban keuangan. Para pemegang obligasi pun menyetujui permintaan WIKA.
Di hari yang sama dengan penyelenggaraan RUPO, WIKA juga melaksanakan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) atas Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Masih Gencar Restrukturisasi, Begini Prospek Kinerjanya
Sayangnya, pemegang sukuk hadir yang menyetujui permintaan WIKA tidak mencapai 75% dari jumlah pemegang sukuk hadir. Alhasil, RUPSU atas atas Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 itu tidak mengambil suatu keputusan.
Di tahun 2025, WIKA pun berencana melakukan divestasi aset sesuai dengan strategi bisnis model perseroan, khususnya pada penyertaan jalan tol minoritas yang telah selesai dikerjakan.
“Kami juga tetap akan berkomunikasi dengan pemegang saham mayoritas dan investor potensial lainnya,” ungkapnya.
Asal tahu saja, saham WIKA berada di level Rp 244 per saham di akhir perdagangan hari ini. Saham WIKA tercatat naik 19,66% sejak awal tahun 2024.
Selanjutnya: Pengembang Perumahan Desak Pemerintah Cairkan Anggaran FLPP 2025
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Periode 30 Desember 2024-5 Januari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News