Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Wijaya mengatakan dari total 208 proyek berjalan milik Wika Group hingga April 2020 terdapat 13% proyek yang berada dalam kondisi suspend, terjadi penghentian sementara pada seluruh bagian kegiatan proyek.
"Sedangkan sekitar 23% proyek berada dalam kondisi slowdown di mana terjadi perlambatan di beberapa bagian seperti mobilisasi tenaga kerja dan pembatasan jumlah pekerja di lapangan akibat physical distancing," jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, sejalan dengan proyeksi penurunan pendapatan maka laba bersih juga diprediksi turun 25%-50%.
Baca Juga: WSKT masih punya utang bank dan obligasi Rp 16,56 triliun yang jatuh tempo di 2020
Dus, WIKA mengupayakan efisiensi biaya usaha namun tetap menghindari adanya pengurangan karyawan sejauh ini, serta memaksimalkan produksi pada proyek-proyek yang sedang berjalan dengan terlebih dulu melakukan assessment kepada pemilik proyek yang memiliki kemampuan likuiditas sehingga WIKA mampu mengatur cashflow masuk dan keluar.
WIKA juga mengajukan relaksasi pada fasilitas non-cash loan yang didapat dari tenor 6 bulan-12 bulan dan mengajukan penurunan bunga pinjaman, serta melakukan inovasi dan substitusi material impor menjadi material lokal dalam rangka mengefisiensikan biaya operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News