Reporter: Yoliawan H | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain sibuk menggarap proyek pembangunan dalam negeri, beberapa emiten konstruksi pun mengincar proyek-proyek luar negeri sebagai salah satu rencana di tahun 2019 ini. Proyek infrastruktur hingga pembangunan hunian menjadi lahan bisnis yang sedang mereka incar.
Beberapa emiten yang membidik proyek di luar negeri itu antara lain PT Wijaya Karya Tbk (WIKA, anggota indeks Kompas100) dan PT PP Tbk (PTPP, anggota indeks Kompas100). Kedua emiten plat merah ini melebarkan bisnis pembangunan mulai dari Asia Tenggara hingga ke Benua Afrika.
Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, pihaknya memang sudah mulai masuk ke negara-negara yang memiliki kemampuan dan keadaan ekonomi serupa dengan Indonesia. Dengan adanya proyek luar negeri tersebut diharapkan dapat menjaring laba lebih luas lagi.
“Kami di Filipina dan Afrika sudah masuk dan bahkan bisa meraih net margin mencapai 15% sampai 20%. Dari sini kami juga uji competitiveness di luar negeri. Kontribusi terhadap kontrak baru sekitar 10% sampai 11%,” ujar Tumiyana di Jakarta, Selasa (30/4).
Adapun kontribusi terhadap pendapatan, untuk proyek di luar negeri memang belum terlalu besar yakni baru sebesar 7%. Itu dikarenakan memang pertumbuhan dari domestik yang juga besar.
Tumiyana menambahkan, pihaknya tengah mengincar proyek luar negeri baru hingga Rp 4,5 triliun di negara-negara yang sudah pernah ditangani seperti Taiwan, Filipina, Malaysia, Dubai, Aljazair dan Senegal.
“Taiwan ada proyek baru untuk stasiun MRT sudah signing kontrak. Filipina proyek jalan. Serawak proyek jembatan Rp 800 miliar dan Dubai proyek housing serta Senegal untuk hotel, komersial dan kantor. Aljazair rumah susun,” ujar Tumiyana.
Direktur PTPP Abdul Haris Tatang mengatakan, PTPP juga tengah mengincar beberapa proyek konstruksi di luar negeri. Saat ini fokus proyek masih di kawasan Asia Tenggara seperti di Filipina, Malaysia dan Vietnam.
“Masih dalam tahap tender. Yang sudah dapat itu proyek di Vietnam senilai Rp 500 miliar. Ada beberapa tender juga yang masih diikuti dengan nilai per paket mencapai Rp 15 triliun di Malaysia,” ujar Tatang.
Beberapa proyek besar seperti pembangunan pelabuhan, pembangkit listrik dan bandara di Indonesia sedang diincar PTPP. Namun, Tatang enggan menyebutkan proyek baru yang sedang mereka bidik tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News