kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Waspadai tren bearish saham-saham terindikasi gorengan


Selasa, 21 Agustus 2018 / 19:31 WIB
Waspadai tren bearish saham-saham terindikasi gorengan
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa harga saham tercatat mengalami kenaikan signifikan sepanjang 2018. Padahal, saham tersebut rata-rata memiliki volume transaksi yang kecil.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, kenaikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya pihak yang menjaga tren harga tetap naik, kedua belum disadari oleh pelaku pasar yang mayoritas ritel, bahwa fundamental beberapa emiten tersebut kurang bagus.

"Ketiga, beberapa saham terindikasi digoreng, jadi kenaikannya akan bersifat sementara," ungkap William kepada Kontan, Selasa (21/8).

Di sisi lain, beberapa saham masih terimbas euphoria IPO, di mana sejak awal IPO harga tidak pernah turun. Investor pun menilai bahwa dengan membeli saham saham tersebut adalah hal yang tepat.

Namun, saham yang menunjukkan kenaikan signifikan tersebut justru diyakini memiliki risiko volatilitas yang cukup tinggi. Beberapa saham tersebut adalah PT Indo Rama Synthetics Tbk (INDR), PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE), PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) dan PT Rig Tenders Tbk (RIGS).

"Saham saham itu sudah saya perhatikan dan ada indikasi koreksi," ujarnya.

Kenaikan indeks harga pada lima saham tersebut, dinilai William belum cocok untuk aktivitas perdagangan jangka pendek. Ini karena, potensi koreksinya sudah cukup tinggi.

Selain itu, volume yang kecil mengindikasikan adanya pihak yang sudah mengakumulasi saham dalam jumlah besar, namun belum menjual. "Nanti saatnya mereka jual, saat itu koreksi akan terjadi," jelasnya.

Untuk itu, dia menyarankan kepada investor untuk sebaiknya melakukan taking profit, khususnya ketika volume transaksi sudah semakin mengecil. Ditambah lagi, hampir semua fundamental emiten-emiten tersebut kurang bagus.

"Kalaupun ada yang fundamentalnya bagus, tapi valuasinya mahal karena kenaikannya sudah tinggi. Yang mahal-mahal seperti ini rawan, apalagi secara teknikal volumenya kecil," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×