Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan tiga saham yang terindikasi sebagai saham gorengan pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Total saham yang tengah diselidiki saat ini sudah mencapai 21 saham.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Sihar Manullang mengaku tak ingat nama-nama saham tersebut. "Karena laporan sudah ada dari sebelum saya masuk. Kalau di era saya ini, ada tiga saham," kata Kristian, kemarin.
Ketiga saham tersebut adalah PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO), PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) dan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC).
Selain itu, ada saham yang tengah diawasi oleh BEI, yakni saham PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI). Saat ini saham TCPI masih dalam suspensi, karena naik 3.037,68% sejak IPO di awal Juli lalu.
Kristian menegaskan TCPI tidak masuk saham gorengan. Tapi, bursa akan mencermati pergerakan saham ini. "Indikasi pergerakan semu ada," papar dia.
Menurut Kristian, saham yang terindikasi saham gorengan adalah saham yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam tempo yang singkat. "Tidak ada corporate action tapi harga saham naik signifikan," jelas dia.
Meski pelaku pasar sudah mengetahui saham gorengan berisiko tinggi, toh, banyak pelaku pasar gemar menjala cuan di saham kolesterol tinggi ini. Tentu, perlu strategi khusus untuk menjaring untung di saham seperti ini.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menyebut, investor perlu paham mengenai kriteria saham yang diincar. "Harus paham tentang perusahaannya, baik fundamental, personal, laporan keuangan, prospektus dan tentu volume trading historical," kata dia.Investor juga harus punya pengetahuan analisa teknikal yang cukup.
Analis Erdikha Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan mengatakan, investor bisa mengetahui apakah suatu saham terindikasi gorengan atau tidak melalui laporan keuangan. "Jika harga saham naik namun net profit negatif, bisa jadi sahamnya termasuk gorengan," kata Okky.
Okky menilai bermain di saham gorengan sangat berisiko, termasuk bagi trader. Harga saham gorengan bisa naik karena rumor dan bisa turun dalam sekejap.
Okky menyarankan investor tetap berpegang pada fundamental saat memilih saham. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa risiko kerugian yang bakal diterima bisa diminimalisir. "Menurut saya gorengan terlalu berisiko, karena tidak memiliki dasar untuk membeli saham tersebut," papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News