kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada, kekhawatiran gelombang kedua wabah corona membayangi IHSG


Rabu, 13 Mei 2020 / 00:38 WIB
Waspada, kekhawatiran gelombang kedua wabah corona membayangi IHSG
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (6/4). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Senin (6/4), IHSG menguat lagi dan merupakan kenaikan dalam tiga h


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyusut 50,37 poin atau 1,09% ke level 4.588,73 pada Selasa (12/5). Dari 10 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI), tujuh di antaranya merosot pada hari ini.

Indeks keuangan mengalami penurunan terdalam 2,33%, kemudian sektor pertanian menyusut 2,10, infrastruktur 1,80%, aneka industri 1,80%, tambang 1,32%, konstruksi 0,60%, dan perdagangan terkoreksi 0,54%.

Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) dikabarkan bidik dana jumbo, simak rekomendasi analis

Investor asing mencatat net sell atau penjualan bersih Rp 1,04 triliun di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 457,27 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 175,73 miliar, serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 139,39 miliar.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, penurunan IHSG pada hari ini lantaran ada kekhawatiran pasar atas pelonggaran pembatasan sosial di beberapa negara dapat mengakibatkan gelombang kedua Covid-19. "Ini menjadi sentimen negatif untuk pasar saham," ujarnya, Selasa (12/5).

Sementara untuk sektor keuangan yang mengalami penurunan terdalam, Hans menilai, salah satu sebabnya datang dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang memaparkan bahwa status stabilitas sistem keuangan pada kuartal pertama tahun ini menjadi waspada.

Selanjutnya, publikasi soal ikhtisar hasil pemeriksaan semester oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang memberikan catatan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan kepada tujuh bank secara individual tidak sepenuhnya sesuai ketentuan juga jadi sentimen negatif.

Baca Juga: IHSG besok diprediksi lanjutkan pelemahan, investor bisa mencermati saham-saham ini

"Ini membuat investor jadi takut dengan sistem keuangan kita, dalam periode saat ini seharusnya lebih berhati-hati," tambahnya.

Dari dalam negeri, sambung Hans, adanya peraturan mengenai bank jangkar seharusnya bisa jadi katalis positif untuk sektor keuangan. Bank jangkar dengan aset yang cukup besar nantinya akan menyangga likuiditas bank pelaksana yang membutuhkan dana guna restrukturisasi kredit.

Lebih lanjut, ia menilai apabila pasar saham masih minim sentimen positif. "Pelaku pasar masih menunggu realisasi pelonggaran lockdown," ungkap Hans.

Baca Juga: Terancamnya kesepakatan dagang AS-China jadi sentimen negatif IHSG pada Rabu (13/5)

Sembari menunggu kabar baik terkait perkembangan Covid-19, ia bilang ada beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh industri keuangan untuk menahan penurunan kinerja, seperti lebih selektif dalam mengucurkan kredit dan meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit macet.

Hans menyarankan pelaku pasar untuk mulai akumulasi beli saham-saham perbankan seperti BBRI, BMRI, dan BBNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×