kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waskita Karya (WSKT) optimistis bisa pulih di 2021, ditopang bisnis jasa konstruksi


Rabu, 31 Maret 2021 / 17:03 WIB
Waskita Karya (WSKT) optimistis bisa pulih di 2021, ditopang bisnis jasa konstruksi
ILUSTRASI. PT Waskita Karya Tbk (WSKT)


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

Pada tahun 2020, Waskita mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 27 triliun. Pencapaian itu merupakan yang tertinggi dibandingkan emiten BUMN konstruksi lainnya. 

WSKT juga mencatatkan kenaikan tingkat kemenangan tender menjadi 35% di tahun 2020, dibandingkan 34% pada 2019. “Kepercayaan dari pemilik proyek, baik Pemerintah, BUMN, dan Swasta menunjukan bahwa Waskita masih sangat kompetitif di industri konstruksi,” ucap Destiawan.

Baca Juga: Saham Waskita Karya (WSKT) direkomendasikan hold, ini alasannya

Ke depan, Waskita akan terus memperkuat pangsa pasarnya di proyek-proyek infrastruktur.  Bukan hanya jasa konstruksi, lini bisnis manufaktur material konstruksi yang dimiliki oleh Waskita Karya juga dapat mendukung pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur ke depannya. 
WSKT memiliki manufaktur beton pracetak dan readymix yang dikelola oleh PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). WSBP memiliki pabrik yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra dengan total kapasitas produksi sebesar 3,7 juta metric ton per tahun.

Selain beton pracetak, WSKT juga memiliki fabrikasi baja yang dikelola oleh anak usahanya yaitu PT Waskita Karya Infrastruktur. Fabrikasi baja tersebut berlokasi di Cikande Banten dengan kemampuan produksi mencapai 48.000 ton per tahun.

“Lini bisnis Waskita yang terintegrasi dari hulu ke hilir menunjang efektifitas pelaksanaan proyek, khususnya dalam bidang pengadaan material beton dan baja,” jelas Destiawan.

Kini, Waskita Karya tengah menggalakkan transformasi digital dan inovasi metode kerja. “Dengan penerapan teknologi informasi dan pengembangan metode konstruksi, kami akan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing,” jelas Destiawan. 

Selain itu, Destiawan menambahkan, dengan inovasi metode kerja, pekerjaan konstruksi  akan dapat berjalan sesuai target ataupun lebih cepat, sehingga kepuasan pemilik proyek pun meningkat.

Dalam rangka meningkatkan kinerja lini bisnis konstruksi, salah satu bentuk transformasi digital yang dilakukan adalah melalui penerapan teknologi Building Information Modelling (BIM) pada setiap proyek yang dikerjakan. Pada 24 Maret, Waskita telah mengantongi sertifikasi ISO 19650-1 : 2018 dan ISO 19650-2 : 2018 tentang penerapan BIM pada tahap desain dan konstruksi.

“Penerapan BIM pada proyek akan meningkatkan efisiensi biaya dan waktu, karena data menjadi sangat rinci dan akurat,” jelas Destiawan.

Destiawan yakin lini bisnis konstruksi Waskita Karya akan kembali meningkat kinerjanya di tahun 2021 ini. Selain faktor internal,  terdapat faktor eksternal seperti program vaksinasi covid-19 dan meningkatnya anggaran infrastruktur dalam APBN yang akan menjadi pemicu perbaikan kinerja sektor konstruksi. 

Selanjutnya: Group Waskita (WSKT) Merestrukturisasi Pinjaman Sekitar Rp 15 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×