Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi sejumlah saham properti yang diprediksi memiliki prospek bagus untuk investasi tahun 2023 ini. Hal itu karena penjualan apartemen berpotensi meningkat setelah pemerintah mempermudah warga negara asing (WNA) memiliki hunian di Indonesia.
Saat ini warga negara asing (WNA) diperbolehkan memiliki hunian di dalam negeri tanpa harus memiliki kartu izin tinggal sementara (Kitas) atau kartu izin tinggal tetap (Kitap).
Hal itu salah satunya diatur oleh Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 1241/SK-HK.02/IX/2022 tentang Perolehan dan Harga Rumah Tempat Tinggal/Hunian Untuk Orang Asing. Peraturan tersebut mulai berlaku pada September 2022 lalu.
Beleid tersebut merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah Pada Selasa (15/8), Simak Rekomendasi Saham Berikut
Untuk pembelian rumah susun atau apartemen, WNA kini bisa mendapatkan hak milik, dari yang sebelumnya hanya bisa mendapatkan hak pakai.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, peraturan tersebut menguntungkan, karena bisa mendatangkan devisa bagi negara.
Sementara, emiten properti yang memiliki apartemen akan mendapatkan capital inflow ke kinerja penjualan.
Jika dilihat dari GDP per kapita, kata Nafan, WNA dari negara maju memiliki kemampuan finansial yang kuat. “Sehingga, bisa membeli dan berinvestasi dalam bentuk apartemen di Indonesia yang relatif tidak overpriced,” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/8).
Di sisi lain, perekonomian Indonesia saat ini tengah menggeliat dan diperkirakan bisa tumbuh sesuai dengan ekspektasi IMF, yaitu di atas 5% pada akhir tahun 2023.
Lalu, pada tahun 2024, The Fed juga akan menerapkan soft landing policy. Sehingga, Bank Indonesia (BI) bisa mempertimbangkan untuk menerapkan expansionary monetary policy.
Akibatnya, permintaan kredit di sektor properti bisa meningkat, termasuk untuk KPA. “Hal itu bisa menjadi sentimen positif untuk meningkatkan marketing sales emiten properti di semester II, karena bisa meningkatkan kinerja recurring income,” tuturnya.
Nafan pun merekomendasikan Add untuk CTRA dan BSDE dengan target harga masing-masing Rp 1.235 dan Rp 1.315 per saham.
Lalu, saham SMRA dan PWON direkomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 685 dan Rp 488 per saham.
“Saham emiten properti saat ini rata-rata menarik, karena PE mereka masih di bawah 15x,” papar Nafan.
Dengan membandingkan PE, saham PWON adalah saham dengan PE yang rendah. Rasio PE saham PWON menurun data RTI adalah 10,39. Saham PWON juga memiliki rasio PBV yang kecil, yakni 1,26.
Namun rasio PE saham BSDE lebih rendah lagi, yakni 10,23. Rasio PBV saham BSDE juga lebih rendah lagi, di bawah 1, yakni 0,69.
Rasio PE dan PBV rendah adalah standar umum untuk investasi saham. Namun perlu dicermati, harga saham BSDE sudah mendekati harga tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Pada perdagangan Senin 14 Agustus 2023, harga saham BSDE di level 1.160 naik 10 poin atau 0,87% dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam 3 tahun terakhir, harga saham BSDE tertinggi di level 1.335.
Itulah rekomendasi saham properti yang memiliki prospek bagus untuk investasi tahun 2023. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News