Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah pada Selasa (14/12) setelah data menunjukkan harga produsen meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan November. Pasar pun bergerak terbatas menjelang keputusan potensial untuk pengurangan lebih cepat dari Federal Reserve minggu ini.
Selasa (14/12) pukul 9.34 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,28% ke 35.558. Nasdaq Composite turun 1,01% ke 15.255.
Varian coronavirus Omicron yang menyebar cepat juga mengurangi suasana setelah indeks S&P 500 mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa akhir pekan lalu. Saham teknologi dan komunikasi Megacap, termasuk Meta Platforms, Microsoft Corp, Tesla Inc, Alphabet Inc dan Amazon.com Inc, turun antara 0,6% dan 2% dalam perdagangan premarket.
"Investor ingin berada pada posisi netral hingga akhir tahun. Mereka tidak ingin melakukan banyak perdagangan antara sekarang dan nanti selama tidak terjadi hal yang menggelegar," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt kepada Reuters.
Baca Juga: Bursa saham Asia melemah, investor antisipasi kebijakan moneter bank sentral
Data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir dalam 12 bulan hingga November melonjak 9,6%. Ini adalah kenaikan terbesar sejak November 2010 dan menyusul kenaikan 8,8% pada Oktober.
Pelaku pasar mengharapkan nada hawkish dari The Fed pada akhir pertemuan dua hari pada hari Rabu. Bank sentral AS kemungkinan akan memberi sinyal penghentian pembelian aset yang lebih cepat. Dengan demikian akan ada awal yang lebih cepat untuk kenaikan suku bunga untuk menahan kenaikan harga yang cepat.
Baca Juga: Data neraca perdagangan diproyeksikan surplus, rupiah berpotensi menguat
Jajak pendapat ekonom Reuters melihat bank sentral menaikkan suku bunga dari mendekati nol menjadi 0,25%-0,50% pada kuartal ketiga tahun depan, diikuti oleh 25 bps lagi di kuartal keempat.
"Bank sentral akan mengumumkan percepatan tapering mulai Januari 2022, dengan konsensus memperkirakan kecepatan akan berlipat ganda, untuk melawan inflasi," ungkap Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM dalam catatan klien.
Dia menambahkan bahwa para trader saat ini memperkirakan probabilitas 73% dari setidaknya satu kenaikan suku bunga pada awal Mei 2022 dan sepenuhnya menetapkan kenaikan 25 basis poin pada pertengahan Juni 2022.
Baca Juga: Setelah turun 0,71%, IHSG diprediksi lanjut terkoreksi pada Rabu (15/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News