Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bursa utama di regional Asia ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (14/12). Pelemahan tertinggi dicatatkan oleh Hang Seng Index yang melemah 1,33%, disusul Nikkei 225 Index yang melemah 0,73% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,71% ke level 6.615,63. Sedangkan Indeks Strait Times Singapura berhasil menghijau dan menguat tipis 0,04%.
Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penyebaran varian Covid-19 varian Omicron memberi rasa takut pada investor yang sedang sibuk mengantisipasi hasil sejumlah pertemuan kebijakan bank sentral di dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS), Inggris, Eropa dan Jepang pekan ini.
Fokus perhatian investor tertuju pada bank sentral AS yakni Federal Reserve atau the Fed yang harus secara hati-hati mengalibrasi ulang respon kebijakan. The Fed haus mengalibrasi antara menaikkan suku bunga acuan dan membahayakan proses pemulihan ekonomi, atau mempertahankan status quo dan membiarkan tingkat inflasi naik lebih tinggi lagi.
Investor menilai the Fed cenderung untuk memilih opsi yang pertama, karena inflasi AS sudah mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Sinyal kenaikan suku bunga di 2022 oleh the Fed akan memberi tekanan pada bank sentral Eropa atau The European Central Bank (ECB) dan bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ), yang masing-masing juga akan melakukan pertemuan kebijakan minggu ini.
Baca Juga: Data neraca perdagangan diproyeksikan surplus, rupiah berpotensi menguat
Sementara itu, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia untuk tahun 2021 dan 2022.
ADB saat ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia tumbuh 7,0% di 2021, menurun dari prediksi sebelumnya di angka 7.1% pada bulan September. Tahun depan, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia sebesar 5,3%, turun dari prediksi sebelumnya di angka 5,4%.
Menurut ADB, meskipun kawasan Asia akan tetap mengalami pemulihan ekonomi yang kuat dan mempertahankan inflasi di tingkat yang masih dapat ditoleransi, kemunculan varian Omicron telah membawa ketidakpastian tambahan.
Baca Juga: Setelah turun 0,71%, IHSG diprediksi lanjut terkoreksi pada Rabu (15/12)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News