Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street kehilangan lebih dari 1% pada hari Kamis, dengan Nasdaq memimpin penurunan. Pasar tenaga kerja yang ketat mengikis harapan bahwa Federal Reserve dapat menghentikan siklus kenaikan suku bunga segera setelah tetap fokus pada inflasi.
Kamis (5/1), Dow Jones Industrial Average turun 339,69 poin atau 1,02% menjadi 32.930,08. Indeks S&P 500 melorot 44,87 poin atau 1,16% menjadi 3.808,1. Nasdaq Composite turun 153,52 poin atau 1,47% menjadi 10.305,24.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP hari Kamis menunjukkan kenaikan pekerjaan swasta di Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi daripada perkiraan pada bulan Desember. Laporan lain menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun minggu lalu.
Pada hari Rabu, kumpulan data lain menunjukkan penurunan moderat dalam lowongan pekerjaan AS. Meski pasar tenaga kerja yang kuat biasanya akan disambut sebagai tanda kekuatan ekonomi, investor saat ini melihatnya sebagai alasan Fed mempertahankan suku bunga tinggi.
"Sangat jelas bahwa kabar baik di pasar tenaga kerja berarti kabar buruk bagi pasar saham. Data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sangat tangguh," kata Anthony Saglimbene, kepala strategi pasar Ameriprise di Tory Michigan kepada Reuters.
Baca Juga: Wall Street Turun Setelah Data Pekerjaan yang Kuat, Dow Jatuh 400 Poin
Dia menambahkan bahwa selama pasar tenaga kerja tangguh, Federal Reserve harus terus memperketat kondisi keuangan untuk menurunkan inflasi. Dia memperkirakan investor akan sangat fokus pada inflasi upah dalam laporan pekerjaan yang dirilis Jumat malam.
Indeks kehilangan tenaga di penghujung hari, berakhir mendekati posisi terendah sesi mereka. Indeks saham AS telah memangkas kerugian pada sore hari ketika pemimpin Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan 2023 akhirnya dapat membawa kelegaan yang disambut baik untuk inflasi.
Saglimbene mencatat bahwa komentar Bullard tidak mengejutkan. Tapi pernyataan Bullard memberikan kepastian bahwa kenaikan suku bunga mulai menunjukkan beberapa tanda meredam inflasi.
Di antara 11 sektor utama S&P, sektor real estat memimpin penurunan indeks sektoral pada hari Kamis. Sektor real estat turun 2,9%, diikuti utilitas yang melemah 2,2%. Satu-satunya pemenang adalah energi, yang ditutup naik 1,99% setelah harga minyak mentah berjangka menguat.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini Usai Pasar Saham Rontok
Pada hari Rabu, indeks utama Wall Street turun setelah risalah dari pertemuan Fed bulan Desember menunjukkan para pejabat berfokus pada perang melawan inflasi. Di sisi lain, mereka setuju untuk memperlambat laju kenaikan untuk membatasi risiko ekonomi.
Sebelumnya Kamis, baik pemimpin Fed Kansas City Esther George dan Presiden Atlanta Raphael Bostic menekankan bahwa prioritas bank sentral adalah mengekang inflasi melalui pengetatan kebijakan. Para trader kini memperkirakan tingkat suku bunga akan mencapai puncak sedikit di atas 5% pada bulan Juni.
Laporan penggajian non pertanian yang lebih komprehensif akan dirilis pada hari Jumat. Laporan tenaga kerja ini akan dipantau untuk petunjuk lebih lanjut tentang permintaan tenaga kerja dan lintasan kenaikan suku bunga.
Di antara saham individu, harga saham Tesla Inc berakhir turun 2,9% setelah penjualan Desember kendaraan listrik buatan China turun ke level terendah lima bulan. Sementara harga saham Amazon.com Inc berakhir turun 2,4% setelah mengumumkan peningkatan rencana PHK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News