kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wall Street tertekan infeksi baru di China dan AS


Senin, 15 Juni 2020 / 21:19 WIB
Wall Street tertekan infeksi baru di China dan AS
ILUSTRASI. Wall Street mengawali perdagangan pekan ini di zona merah.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street mengawali perdagangan pekan ini di zona merah. Pada Senin (15/6) pukul 21.11 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 1,68% ke 25.175.

Indeks S&P 500 turun 1,50% ke 2.995. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,38% ke 9.551.

Kemunculan lagi kasus virus corona di China dan Amerika Serikat (AS) memupuskan harapan pemulihan ekonomi yang sebelumnya mengangkat indeks Nasdaq ke rekor tertinggi. Saham-saham emiten penerbangan AS, resor, dan operator kapal pesiar merosot setelah mencoba rebound dalam sebulan terakhir.

Baca Juga: Harga saham naik, simak rekomendasi untuk saham emiten konglomerasi ini

Pemerintah China kembali menerapkan langkah pengetatan untuk menangkal penyebaran virus setelah adanya lonjakan kasus di pasar bahan pangan. Di AS, ada rekor tertinggi infeksi baru dan pasien yang masuk rumah sakit di sejumlah negara bagian termasuk Florida dan Texas di akhir pekan.

Indeks volatilitas CBOE yang mengukur kekhawatiran investor, melonjak ke level tertinggi sejak 22 April. "Orang-orang khawatir akan kenaikan kasus baru. Tapi ketika pasar saham sudah naik 45% dari level tertinggi dalam tempo yang sangat singkat, alasan apapun bisa terjadi untuk konsolidasi kenaikan," kata Thomas Hayes, managing member Great Hill Capital kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG mulai menghijau, efektifkah penanganan gejolak bursa oleh BEI?

Stimulus moneter dan fiskal hingga triliunan dolar AS serta pelonggaran lockdown sebelumnya menjadi penyebab utama kenaikan indeks S&P sekitar 47,5% dari level terendah Maret lalu hingga akhir pekan kemarin.

Besok, investor akan mengamati dengar pendapat Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres pada laporan kebijakan moneter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×