kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Wall Street tertekan infeksi baru di China dan AS


Senin, 15 Juni 2020 / 21:19 WIB
Wall Street tertekan infeksi baru di China dan AS
ILUSTRASI. Wall Street mengawali perdagangan pekan ini di zona merah.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street mengawali perdagangan pekan ini di zona merah. Pada Senin (15/6) pukul 21.11 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 1,68% ke 25.175.

Indeks S&P 500 turun 1,50% ke 2.995. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,38% ke 9.551.

Kemunculan lagi kasus virus corona di China dan Amerika Serikat (AS) memupuskan harapan pemulihan ekonomi yang sebelumnya mengangkat indeks Nasdaq ke rekor tertinggi. Saham-saham emiten penerbangan AS, resor, dan operator kapal pesiar merosot setelah mencoba rebound dalam sebulan terakhir.

Baca Juga: Harga saham naik, simak rekomendasi untuk saham emiten konglomerasi ini

Pemerintah China kembali menerapkan langkah pengetatan untuk menangkal penyebaran virus setelah adanya lonjakan kasus di pasar bahan pangan. Di AS, ada rekor tertinggi infeksi baru dan pasien yang masuk rumah sakit di sejumlah negara bagian termasuk Florida dan Texas di akhir pekan.

Indeks volatilitas CBOE yang mengukur kekhawatiran investor, melonjak ke level tertinggi sejak 22 April. "Orang-orang khawatir akan kenaikan kasus baru. Tapi ketika pasar saham sudah naik 45% dari level tertinggi dalam tempo yang sangat singkat, alasan apapun bisa terjadi untuk konsolidasi kenaikan," kata Thomas Hayes, managing member Great Hill Capital kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG mulai menghijau, efektifkah penanganan gejolak bursa oleh BEI?

Stimulus moneter dan fiskal hingga triliunan dolar AS serta pelonggaran lockdown sebelumnya menjadi penyebab utama kenaikan indeks S&P sekitar 47,5% dari level terendah Maret lalu hingga akhir pekan kemarin.

Besok, investor akan mengamati dengar pendapat Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres pada laporan kebijakan moneter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×