kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Tertekan di Awal Perdagangan Senin (10/4), Nasdaq Turun 1% Lebih


Senin, 10 April 2023 / 20:51 WIB
Wall Street Tertekan di Awal Perdagangan Senin (10/4), Nasdaq Turun 1% Lebih
ILUSTRASI. Tiga indeks utama Wall Street melemah di awal perdagangan pekan ini setelah libur akhir pekan panjang.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street melemah di awal perdagangan pekan ini setelah libur akhir pekan panjang. Ada peningkatan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga setelah data pekerjaan hari Jumat menyoroti pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih kuat.

Senin (10/4) pukul 20.39 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,28% ke 33.391. Indeks S&P 500 turun 0,70% ke 4.076. Nasdaq Composite melorot 1,21% ke 11.941.

Saham pertumbuhan termasuk Apple Inc, Amazon.com Inc dan Microsoft Corp tergelincir antara 0,7% dan 1,3% dalam perdagangan pra-pasar sehingga menekan indeks Nasdaq.

Pengusaha AS mempertahankan laju perekrutan yang kuat di bulan Maret, menurut data yang dirilis pada hari Jumat. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5% dan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga Fed sekali lagi bulan depan.

"Investor tetap sangat optimistis bahwa (tingkat) kenaikan akan berakhir, tetapi data yang sangat bergantung pada Fed tampaknya menyisakan ruang untuk setidaknya kenaikan 25 basis poin sekali lagi," kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments kepada Reuters.

Baca Juga: Simak Strategi Trading Saham Jelang Libur Panjang Lebaran

Meckler mengatakan bahwa pelaku pasar perlu mencermati di luar data ekonomi mingguan untuk melihat kondisi ekonomi yang lebih luas. "Pelu waktu beberapa bulan lagi untuk melihat apakah perlambatan ekonomi berlanjut atau belanja konsumen kembali meningkat dan kita selamat dari resesi yang sebenarnya," ujar dia.

Serangkaian laporan pekan lalu, termasuk lemahnya gaji swasta dan data lowongan kerja, menunjukkan melambatnya permintaan tenaga kerja. Rilis data tenaga kerja AS tersebut meningkatkan harapan Fed menghentikan kenaikan suku bunga di tengah gejolak sektor perbankan baru-baru ini.

Namun, Fedwatch CME Group yang mengukur peluang kenaikan suku bunga menunjukkan potensi kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Fed pada bulan Mei naik menjadi lebih dari 65% dari 57% minggu lalu.

Baca Juga: IHSG Turun ke 6.771 Hari Ini (10/4), BBCA, BBRI, BBNI Paling Banyak Net Buy Asing

Fokus minggu ini akan beralih ke data harga konsumen dan produsen AS, risalah dari pertemuan Fed Maret, dan kinerja keuangan kuartal pertama 2023 dari bank-bank besar AS termasuk JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc dan Wells Fargo & Co.

Analis memperkirakan laba perusahaan S&P 500 menyusut 5,2% pada kuartal pertama, sesuai perkiraan Refinitiv IBES. Angka ini berbalik dari perkiraan pertumbuhan 1,4% pada awal tahun.

Harga saham Tesla Inc turun 2,6% setelah produsen kendaraan listrik ini memangkas harga di AS antara 2% dan hampir 6%. Pemotongan harga ini sebuah langkah yang diperingatkan analis dapat merusak profitabilitas.

Harga saham First Republic Bank turun 4,1% setelah Jumat lalu mengungkapkan rencana untuk menangguhkan pembayaran dividen tunai triwulanan pada saham preferennya sebagai ukuran pengawasan yang hati-hati.

Baca Juga: Awali Pekan Ini di Zona Merah, IHSG Diprediksi Menguat Esok (11/4)

Saham bank-bank regional tergelincir setelah data Fed pada hari Jumat menunjukkan kredit keseluruhan dari bank-bank AS turun dengan rekor lebih dari US$ 120 miliar pada minggu terakhir, berdasarkan penyesuaian nonmusiman.

Harga saham Pioneer Natural Resources Co melonjak 6,7% menyusul laporan bahwa Exxon Mobil Corp mengadakan pembicaraan awal dengan perusahaan tentang kemungkinan akuisisi produsen minyak serpih.

Saham semikonduktor seperti Micron Technology Inc dan Western Digital Corp masing-masing naik 5,5% dan 4,7%, menyusul rencana Samsung Electronics Co Ltd untuk memangkas produksi chip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×