kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.605   33,00   0,20%
  • IDX 8.230   -21,21   -0,26%
  • KOMPAS100 1.128   -2,50   -0,22%
  • LQ45 795   -5,49   -0,69%
  • ISSI 294   2,49   0,85%
  • IDX30 415   -3,32   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,66   -1,20%
  • IDX80 124   -0,45   -0,36%
  • IDXV30 134   -0,60   -0,45%
  • IDXQ30 130   -1,46   -1,11%

Wall Street Melemah, Reli Rekor Terhenti Jelang Musim Laporan Keuangan


Jumat, 10 Oktober 2025 / 05:03 WIB
Diperbarui Jumat, 10 Oktober 2025 / 05:04 WIB
Wall Street Melemah, Reli Rekor Terhenti Jelang Musim Laporan Keuangan
Seorang pedagang bekerja di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York City, AS, 22 September 2025. Wall Street, ditutup melemah pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat, menghentikan reli panjang yang sebelumnya mengantarkan indeks ke level rekor.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat, menghentikan reli panjang yang sebelumnya mengantarkan indeks ke level rekor. Investor memilih menahan diri sambil menunggu dimulainya musim laporan keuangan kuartal III.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun tipis dari posisi tertinggi yang dicapai sehari sebelumnya. Sementara itu, Dow Jones mencatat penurunan paling tajam dengan koreksi 243,36 poin atau 0,52% ke 46.358,42. S&P 500 turun 0,28% ke 6.735,11, sedangkan Nasdaq melemah 0,08% ke 23.024,63.

Matthew Keator, Managing Partner di Keator Group, menyebut langkah investor yang lebih berhati-hati merupakan hal wajar. 

“Ada sikap menunggu dan melihat, apakah pertumbuhan laba bisa sekuat dua kuartal sebelumnya. Apalagi, minimnya data ekonomi dari Washington serta arah kebijakan The Fed membuat pasar mengambil jeda,” katanya.

Baca Juga: Wall Street Melemah, Saham Teknologi Tertekan Jelang Simposium The Fed

Reli besar di Wall Street dalam tiga tahun terakhir banyak ditopang oleh saham teknologi dan perkembangan kecerdasan buatan (AI).

Sejak titik terendah pada Oktober 2022, S&P 500 telah melesat hampir 90%. Namun, kekhawatiran soal potensi gelembung harga saham masih membayangi.

Kondisi politik juga menambah ketidakpastian. Pemerintah AS sudah memasuki hari kesembilan penutupan (shutdown) sehingga pasar kehilangan akses pada data ekonomi penting. 

Kini, perhatian investor tertuju pada komentar pejabat The Fed terkait prospek pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun. 

Presiden The Fed New York, John Williams, dalam wawancara dengan New York Times, mengisyaratkan dukungan terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut karena pelemahan pasar tenaga kerja.

Alat pemantau CME FedWatch menunjukkan probabilitas sebesar 94,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin dalam pertemuan 28–29 Oktober mendatang.

Baca Juga: Wall Street Melemah, Investor Hati-Hati Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Dari sisi sektoral, 11 sektor utama S&P 500 bergerak beragam. Sektor material mencatat pelemahan terbesar, sedangkan consumer staples menjadi satu-satunya penguat. Saham perumahan dan konstruksi juga tertekan lebih dari 2% karena kekhawatiran soal margin dan permintaan.

Meski mayoritas saham melemah, beberapa emiten mencuri perhatian. Delta Air Lines melonjak 4,3% setelah membukukan laba kuartal III di atas ekspektasi sekaligus memberi proyeksi optimistis. 

Kenaikan ini ikut mendorong indeks maskapai S&P 1500 naik 1,9%. Costco Wholesale juga terangkat 3,1% usai merilis data penjualan September, sedangkan Albemarle menguat 5,3% setelah target harga sahamnya dinaikkan TD Cowen di tengah kabar China memperketat ekspor mineral tanah jarang.

Baca Juga: Wall Street Terkoreksi, Reli Saham Pasca Gencatan Perang Dagang AS-China Memudar

Sepekan ke depan, perhatian pasar akan beralih ke laporan keuangan bank besar seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo yang menandai awal resmi musim laporan laba kuartal III. 

Berdasarkan proyeksi LSEG, pertumbuhan laba S&P 500 pada Juli–September diperkirakan 8,8% secara tahunan, lebih rendah dibanding kuartal II yang mencapai 13,8%. 

Selanjutnya: 7 Film Leonardo diCaprio yang Wajib Tonton Setelah One Battle After Another

Menarik Dibaca: 7 Film Leonardo diCaprio yang Wajib Tonton Setelah One Battle After Another

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×