kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Wall Street Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Penutupan Pemerintah AS


Rabu, 08 Oktober 2025 / 04:58 WIB
Wall Street Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Penutupan Pemerintah AS
ILUSTRASI. Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di Kota New York, AS, 17 September 2025. Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (7/10/2025) setelah sempat mencetak rekor penutupan tertinggi.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (7/10/2025) setelah sempat mencetak rekor penutupan tertinggi.

Investor menahan diri karena kekhawatiran ekonomi meningkat di tengah penutupan pemerintahan federal yang sudah berlangsung sepekan.

Tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup di zona merah. Dow Jones Industrial Average turun 91,99 poin atau 0,20% ke 46.602,98. S&P 500 terkoreksi 25,69 poin atau 0,38% ke 6.714,59, sementara Nasdaq Composite merosot 153,30 poin atau 0,67% menjadi 22.788,36.

Pelemahan terjadi setelah survei ekspektasi konsumen dari Federal Reserve (The Fed) New York menunjukkan penurunan keyakinan publik terhadap prospek ekonomi dan peningkatan perkiraan inflasi. 

Baca Juga: Bursa Wall Street Melorot, Investor Khawatir Prospek Ekonomi AS

Data ini menjadi perhatian serius karena publik kehilangan akses terhadap data ekonomi resmi akibat kebuntuan politik di Kongres yang memperpanjang penutupan pemerintah.

“Laporan dari The Fed New York bisa jadi alasan investor mengambil untung, apalagi S&P 500 sudah naik tujuh hari berturut-turut,” ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA Research. 

Ia menambahkan, ketidakpastian kian besar selama pemerintah tetap tutup dan data ekonomi tidak tersedia.

Sektor-sektor yang sensitif terhadap kondisi ekonomi, seperti perumahan, maskapai, dan transportasi, mencatatkan kinerja lebih buruk dibanding pasar secara keseluruhan.

Di sisi lain, saham teknologi masih menjadi pusat perhatian meski momentumnya mulai mereda. Saham Tesla jatuh 4,5% setelah meluncurkan Model Y berbiaya rendah.

Baca Juga: Saham Perusahaan Teknologi Topang Wall Street di Tengah Perang Tarif AS-China

Sebaliknya, AMD melonjak 3,8% usai mendapat rekomendasi “beli” dari Jefferies dan kabar kemitraan pasokan cip dengan OpenAI. IBM juga naik 1,5% setelah mengumumkan kolaborasi dengan startup AI Anthropic.

Pergerakan mencolok lainnya datang dari saham Trilogy Metals yang melesat 207,8% setelah Gedung Putih mengumumkan rencana membeli 10% saham perusahaan tersebut. Saham AppLovin juga melonjak 7,6% setelah analis Citi Research dan Oppenheimer meredakan kekhawatiran terkait penyelidikan SEC.

Sementara itu, saham-saham terkait Bitcoin seperti Coinbase, Riot Platforms, dan MARA Holdings berbalik melemah setelah kripto tersebut mundur dari level tertingginya.

Baca Juga: Wall Street Mixed, Dipicu Data Ekonomi AS yang Lemah

Di pasar yang lebih luas, jumlah saham turun mendominasi dibanding saham naik, baik di NYSE maupun Nasdaq. Volume perdagangan tercatat mencapai 20,8 miliar lembar saham, lebih tinggi dari rata-rata harian 20 hari terakhir sebesar 19,44 miliar.

Selanjutnya: IHSG Meroket, Tapi Awas! Ini Sentimen yang Bisa Menahan Laju Bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×